Mereka mengusung semangat humanisme transendental. Di Aceh, dalam dua tahun terakhir, gerakan sosial yang lahir dari komunitas-komunitas warga memang kian tumbuh.
Mereka bergerilya ke sudut-sudut kampung, mengarungi sungai yang ganas, dan mendaki bukit yang tinggi.
Di sana, kepada warga yang selama ini kerap terabaikan, mereka berbagi ilmu dan menebar optimisme.
Tak jarang pula, para relawan itu menjadi jembatan mempertemukan warga yang terpuruk dengan para filantropi.
Beberapa komunitas yang aktif melakukan aksi sosial, seperti Gerakan Mari Berbagi (GMB), Sahabat Aneuk Dhuafa Pidie Mengajar (SADaR), Relawan Pendidikan Tanah Rencong, Rumah Relawan Remaja, Rumah Baca Aneuk Nanggroe (Ruman), dan Blood For Life Foundation (BFLF).
Komunitas tersebut bergerak di ranah yang berbeda. Namun, tujuannya sama, yakni meningkatkan taraf hidup orang lain.
Saat negara tak mampu menjamah hingga ke ruang sempit, kelompok sosial mulai dari grup-grup kecil, termasuk grup warga pengguna internet atau netizen, hadir mengisi ruang itu.
Di tangan orang-orang yang mempunyai hati, pada akhirnya, media sosial benar-benar menjadi modal sosial untuk membantu sesama.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.