SURABAYA, KOMPAS.com — Sebuah media asing mengabarkan, petugas penjaga satwa Kebun Binatang Surabaya (KBS) menghamili orang utan.
Kabar ini membuat pengurus KBS geram karena pemberitaan itu dinilai tidak sesuai fakta. Berita itu diunggah sebuah situs media online luar negeri beberapa hari terakhir.
Media itu menyebutkan, seorang penjaga satwa atau keeper berusia 38 tahun menghamili orang utan bernama Marlyn.
Berita tersebut ditegaskan dengan pernyataan seorang penjaga satwa bernama Akhiroel Yahya dan Direktur KBS yang bernama Abdoel Hakim.
Kedua orang itu membenarkan kabar itu dengan bukti rekaman kamera CCTV. Berita tersebut bahkan dikutip sejumlah media luar dan dalam negeri, tanpa meminta klarifikasi dari pengurus KBS.
"Kami sudah layangkan protes kepada media dalam negeri yang mengunggah berita hoax tersebut," kata PJs Dirut KBS, Aschta Boestani Tajudin, Minggu (20/12/2015).
Di KBS, kata dia, tidak ada orang utan betina yang dipanggil Marlyn. Lima orang utan betina di KBS masing-masing bernama Dora, Ninuk, Alifah, Damai, dan Tini. Sementara itu, tiga pejantan bernama Sinyo, Acong, dan Rizki.
"Tidak ada keeper bernama Akhiroel Yahya dan orang dari jajaran direksi bernama Abdul Hakim," ujarnya.
Dia menambahkan, berita tersebut dipastikan hoax yang diembuskan oleh pihak-pihak yang ingin menghancurkan nama KBS di mata publik.
"Lagi pula, sudah menjadi pengetahuan umum bahwa dua spesies yang berbeda tidak mungkin terjadi pembuahan, meski DNA-nya mirip hampir 100 persen," ujarnya.
Foto dalam berita hoax itu adalah orang utan betina bernama Dora. Kata Aschta, Dora bukan hamil, tetapi mengalami obesitas.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.