Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Afif, Bertahan dengan Kanker Hati yang Gerogoti Tubuhnya

Kompas.com - 08/12/2015, 11:29 WIB
Kontributor Cirebon KompasTV, Muhamad Syahri Romdhon

Penulis

CIREBON, KOMPAS.com – “Pak, antar saya ke sekolah.” Satu baris kalimat itu masih membekas dalam ingatan, Rukhyat Zain, Sekretaris Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Kecamatan Sedong, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.

Bahkan, ingatan itu akan mengabadi, lantaran kalimat tersebut keluar dari seorang pelajar yang kondisinya sangat memilukan.

“Sepertinya, saya tidak akan lupa hari itu, di mana saya seketika benar-benar tak dapat bicara apa pun. Dan hanya airmata yang mewakili perasaan saya saat itu,” kata guru yang akrab disapa Zain saat ditemui Senin Petang (7/12/2015).

Zain berada di rumah warga Blok Cikaroya, Desa Kamarang, Kecamatan Greged, Kabupaten Cirebon. Di rumah sederhana itulah, Zain melihat kondisi Afif Kalyubi (15), pelajar yang diduga menderita penyakit kanker hati stadium 4.

Tak ada banyak hal yang Afif lakukan. Setiap saat, ia hanya terbaring lemas di atas kursi panjang. Bahkan, untuk berbicara pun Afif lemah.

Bagaimana tidak? Penyakit yang menyerangnya sejak empat bulan lalu, membuat perut Afif kian membesar. Ia kerap kali merasakan panas di bagian ulu hati, dan juga sekitar perut.

Kondisi menyedihkan juga terlihat hampir di sekujur tubuh Afif yang terus mengecil. Berat badannya terus menyusut.

Afif terpaksa meninggalkan bangku dan teman-teman di kelas 3 SMPN 1 Greged. Kondisi yang menyedihkan ini membuat Zain, benar-benar terketuk.

Ia memang bukanlah guru di Kecamatan setempat, namun ia merasa terpanggil dan peduli terhadap anak murid ini. Setelah beberapa jam di rumah itu, ia langsung berusaha mencari bantuan seadanya.

Satu per satu, Zain berkoordinasi dengan sejumlah kerabatnya. Ia juga berkoordinasi dengan PGRI Kecamatan Greged yang menjadi wilayah tinggal Afif serta keluarganya.

Zain kemudian mengunggah kondisi Afif di jejaring media sosial Facebook. “Jujur, ini (posting di Facebook) bukan maksud saya tidak percaya Pemerintah, namun Pemerintah memiliki banyak keterbatasan," kata dia.

"Saya yakin banyak guru di seluruh Indonesia yang terketuk bila mengenal, dan melihat kondisi Afif. Di tengah kondisinya, Afif terus meminta saya mengantarkannya ke sekolah, ia ingin terus belajar,” ungkap Zain.

Sejak diterbitkannya pada 28 November lalu, kondisi Afif yang diinformasikan melalui akun Facebook PGRI Cabang Sedong, sudah dibagikan hingga 1.830 kali.

Yatim piatu
Bukan sekadar melawan sakit, Afif juga menahan rasa sedih lantaran di tengah sakit yang dideritanya, ia tak mendapatkan kasih sayang dan bantuan ibu dan bapak.

Mereka telah pergi mendahului Afif 12 tahun lalu, akibat kecelakaan. Sejak saat itu, hingga saat ini, Afif dirawat Suharti, bibinya dengan kondisi seadanya.

Suharti menyampaikan, awalnya Afif mengeluh sakit di bagian hati pada sekitar Juli 2015 lalu. Dia berusaha mengobati seadanya, namun ternyata penyakitnya terus menjadi, dan perut keponakannya itu kian membesar.

Pernah sekali dioperasi, namun, upaya tersebut tak menyembuhkan Afif secara total. Kondisi perut Afif tetap terus membesar, dan semakin memprihatinkan.

Afif sudah tak lagi dapat bergerak dan lemas untuk berbicara. Kepada Suharti, Afif sering kali mengaku seperti terbakar di bagian hati dan perut.

“Saya sudah membawa Afif ke RSUD Waled, dan kemudian ke RSUD Gunung Jati, kata sih hasilnya kanker hati," kata dia.

"Tapi enggak dirujuk lagi ke rumah sakit lain, karena dinyatakan dokter, katanya (penyakit Afif) tidak ada obatnya,” kata Suharti. 

Pernyataan dokter RSUD Gunung Jati membuat keluarga yang tinggal di pelosok desa, di sekitar perbatasan Kabupaten Cirebon dengan Kabupaten Kuningan ini hanya bisa pasrah, dan menanti keajaiban.

Ia juga meminta kepada pihak mana pun yang ahli dalam penyakit hati dapat membantu menyembuhkan penyakit yang diderita Afif. “Afif sangat rajin sekolah dan ngaji,” kata dia dengan mata berkaca-kaca.

Endo Suhendro, Kepala Puskesmas, menduga Afif terserang kanker hati atau pembengkakan hati. Puskesmas setempat tidak memiliki peralatan lengkap untuk dapat mendeteksi secara detail dan juga membantu pengobatan Afif.

Namun dia memberikan rujukan kepada RSUD Waled, yang kemudian dirujuk pada RSUD Gunung Jati Cirebon.

“Sebelum dinyatakan diduga CA (kanker) hati, Afif sudah pernah dioperasi. Namun pada Juli lalu muncul gejala, dan dirujuk ke RSUD Waled tiga kali, dan RSUD Gunung Jati,” kata dia.

Namun, Endro mengaku tidak mendapatkan penjelasan spesifik, dan tidak mendapatkan rujukan untuk ke rumah sakit lanjutan.

“Ya, itu, alasannya, mungkin, karena, apakah RSUD Gunung Jati sudah mengetahui, penyakit Afif sudah tak dapat disembuhkan. Ini juga mendengar dari keluhan keluarga,” ungkap Endro.

Meski demikian, Afif, Suharti, Zain, dan juga Endo terus  berusaha untuk membantu penyembuhan sakit yang diderita Afif.

Kini, berkat informasi yang menyebar di Facebook, sejumlah komunitas mulai memberikan rasa simpatinya menjenguk dan membantu biaya pengobatan Afif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com