BANGKALAN, KOMPAS.com — Ulah seorang mahasiswa memicu perhatian khusus anggota Satlantas Polres Bangkalan dan Dinas Pendapatan Jatim Unit Pelaksana Teknis (UPT) Bangkalan dalam gelar razia di pertigaan Jalan Soekarno-Hatta dan RE Martadinata, Selasa (24/11/2015).
Pagi itu, petugas gabungan menghentikan laju sepeda motor yang dikendarai seorang mahasiswa. Setelah diperiksa, mahasiswa itu tidak membawa surat-surat kelengkapan berkendara, seperti SIM dan STNK.
Namun, bukannya mengakui kesalahannya, mahasiswa ini malah tak terima dengan tindakan polisi sehingga terlibat perang mulut dengan petugas.
"STNK dan SIM saya tertinggal di tempat kos. Saya terburu-buru ke kampus," kata pemuda itu kepada polisi yang menanyakan surat-surat tersebut.
Pemuda itu pun bergegas mengambil ponselnya dan tampak sibuk menghubungi seseorang.
Beberapa menit kemudian, ia memanggil seorang polisi dan meminta agar petugas tersebut berbicara dengan seseorang yang dia telepon dengan harapan agar ia tidak ditilang.
"Kalau memang ada suratnya, silakan naik becak dan ambil. Saya tidak mau bicara," kata Ipda Mansyur, salah satu petugas dalam razia itu.
Melihat ulah pemuda tersebut, petugas lainnya menegur lantaran ia memaksa polisi berbicara dengan orang lain melalui telepon.
Ditegur karena ulah itu, pemuda tersebut malah naik pitam lalu menggebrak meja dan memaki-maki polisi yang menegurnya.
Alhasil, pemuda dan petugas polisi itu nyaris terlibat saling dorong sebelum akhirnya ditenangkan oleh anggota polisi lain.
"Sepedamu saya bawa dulu ke pos, silakan ambil surat-suratmu," ucap Mansyur.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan