Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Rumah di Riau Terendam Banjir

Kompas.com - 18/11/2015, 18:45 WIB
PEKANBARU, KOMPAS.com – Hujan deras menyebabkan banjir dan longsor di sejumlah wilayah di Riau sejak Selasa (17/11/2015).

Di Rokan Hulu, banjir yang semakin tinggi menyebabkan arus lalu lintas di Jalan Tuanku Tambusai, tepatnya di Simpang Supra, Pasirpangaraian, lumpuh.

Pengendara yang hendak melalui jalan protokol tersebut terpaksa putar arah. Banjir mulai merendam Jl Tuanku Tambusai, Desa Babussalam, Kecamatan Rambah, Rokan Hulu, sejak Selasa (17/11/2015) pagi sekira pukul 06.00 WIB.

Genangan air tak hanya membuat lalu lintas terganggu, tapi juga melumpuhkan aktivitas bisnis di sekitar kawasan Simpang Supra. Hingga Selasa sore, ketinggian banjir hingga sepaha orang dewasa di badan Jl Tuanku Tambusai.

Berbagai kendaraan, baik sepeda motor maupun mobil memutar arah, lewat jalan lingkar Pasirpangaraian yang masih aman dari banjir.

Dari pantauan di lokasi, beberapa pengendara sepeda motor coba nekat menerobos genangan air. Karena tingginya genangan, sepeda motor mogok di tengah banjir.

Ari, satu dari sekian pengendara yang terpaksa putar arah, mengungkapkan waktunya banyak terbuang akibat akses jalan utama itu terputus oleh banjir.

"Jadi lebih jauh, hampir dua kali lipat jaraknya kalau memutar ke jalan lingkar," ucapnya.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Rohul Aceng Herdiana mengatakan, sesuai data yang masuk, banjir semakin meluas dan sudah merendam ribuan rumah di empat kecamatan.

Camat Rambah Arie Gunadi yang berada di lokasi banjir mengungkapkan, setelah diguyur hujan semalaman, lima desa di wilayahnya direndam banjir. Ratusan rumah warga tergenang. Sementara ketinggian air sepinggang orang dewasa.

Ia menjelaskan, sesuai data awal, di Desa Rambah Tengah Hulu sekira 174 rumah terendam, Pematang Berangan 79 rumah, Tanjung Belit 30 rumah, sedangkan rumah yang terendam di Desa Babussalam dan Kelurahan Pasirpangaraian belum terdata.

Pemerintah kecamatan mengirim bantuan paket sembako dan makanan cepat saji kepada korban banjir di Pawan, Desa Rambah Tengah Hulu.

Sementara itu, posko penanggulangan banjir didirikan di markas Palang merah Indonesia (PMI), tepatnya di Jalan Dipenogoro dekat jembatan Batang Lubuh.

“Masyarakat diharapkan tetap waspada terutama ketika hujan. Ketika debit air begitu tinggi tak lagi mampu ditampung sungai, itu sangat berbahaya bagi masyarakat," paparnya.

Selain lima desa di Kecamatan Rambah, banjir juga menggenangi ratusan rumah warga Desa Koto Tandun dan Desa Langgak Kecamatan Tandun, Desa Aliantan (Kecamatan Kabun), dan Desa Rokan Timur (Kecamatan Rokan IV Koto) akibat meluapnya sungai.

Harun, satu di antara warga Desa Babussalam, Kecamatan Rambah, mengungkapkan, banjir yang melanda rumahnya terjadi sekira pukul 07:00 WIB. Namun debit air belum begitu tinggi hanya mencapai mata kaki orang dewasa.

Sekira pukul 09.00 WIB, debit air semakin tinggi hingga mencapai di atas lutut orang dewasa, sekitar 70 cm, sehingga air masuk ke dalam rumah. Perabotan rumah tangga terpaksa dievakuasi ke tempat yang lebih tinggi.

"Sudah langganan banjir daerah kami, Bang. Enggak heran lagi. Kalau November hingga Desember, biasanya kami siap-siap, banjir pasti melanda tempat tinggal kami. Kami harus siap-siap kalau sudah musim hujan," kata Mery, warga Desa Rambah Tengah Hulu.

Kerahkan alat berat

Sejumlah kawasan di ibu kota provinsi, Pekanbaru, juga digenangi banjir. Banjir yang melanda wilayah RT 02/RW 04 Kelurahan Maharatu, Kecamatan Marpoyan Damai, yang disebabkan oleh tersumbatnya saluran drainase oleh sampah.

Satu alat berat eskavator dikerahkan untuk mengeruk sampah di saluran drainase.

Kasatker Tugas Perbantuan Kementerian Pekerjaan Umum Riau Rahmat Parulier mengatakan, sampah-sampah yang dikeruk berjumlah lebih dari dua truk.

“Banyak ban bekas juga,” ucapnya .

Ia menyayangkan perilaku warga yang sembarangan membuang sampah sehingga menimbulkan masalah di musim hujan seperti sekarang ini. Untuk jangka panjang, pihaknya akan mengganti gorong-gorong tersebut dengan box culvert.

"Awal Januari 2016 kita kerjakan. Paling lama dua minggu tuntas," ucapnya.

Dari pantauan di lokasi, satu unit eskavator dengan susah payah mengeluarkan sampah yang menumpuk di gorong-gorong tersebut.

Pekerjaan pengerukan sampah ini memakan setengah dari lajur jalan ke arah pusat kota sehingga menyebabkan kemacetan.

Selain itu, aspal di atas gorong-gorong pun retak-retak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com