Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Pernah Menonton TV sejak Indonesia Merdeka, Warga Desa Rumpa Berunjuk Rasa

Kompas.com - 10/09/2015, 19:18 WIB
Kontributor Polewali, Junaedi

Penulis

POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com — Indonesia sudah merdeka selama 70 tahun, tetapi warga Desa Rumpa, Polewali Mandar, Sulawesi Barat, belum bisa menonton televisi karena aliran listrik belum masuk ke desa tersebut.

Kondisi ini yang kemudian memicu ratusan warga desa, termasuk ibu-ibu, melakukan aksi unjuk rasa ke Kantor DPRD Polewali Mandar, Kamis (10/9/2015). Mereka melakukan long march sambil membawa pelita (lampu dengan bahan bakar minyak) sebagai lambang belum masuknya listrik ke desa mereka.

Warga desa itu mengatakan, tidak adanya aliran listrik membuat mereka tak bisa menikmati kemajuan zaman, misalnya menonton televisi, memiliki lemari es, dan mengoperasikan komputer. Padahal, lanjut mereka, tiang-tiang listrik sudah berdiri tegak di desa itu sejak beberapa tahun lalu. Namun, keberadaan tiang-tiang listrik tak dilanjutkan dengan mengalirnya listrik.

Akibat aliran listrik tak kunjung ada, selama puluhan tahun warga terpaksa menerangi kediaman mereka pada waktu malam dengan menggunakan pelita. Untuk menyalakan pelita, warga menggunakan minyak tanah yang kini harganya mencapai Rp 11.000 per liter.

Selain tak bisa menikmati fasilitas modern, ketiadaan listrik membuat anak-anak usia sekolah di desa itu tak bisa belajar dengan nyaman seperti kawan-kawan mereka di tempat lain.

"Terus terang kami datang ke DPRD untuk meminta belas kasihan agar pemerintah bisa peduli dengan nasib kami yang tinggal di desa yang sangat tertinggal. Selama ini, kami tak bisa menonton televisi dan harus menerangi malam dengan lampu minyak," kata Muhammad Yusif, salah seorang warga Desa Rumpa.

Selain ketidaknyamanan, suasana gelap membuat kondisi keamanan desa menjadi kurang kondusif karena kerap menjadi sasaran tindak kriminal, seperti pencurian dan perampokan.

Biasanya, warga Desa Rumpa sudah naik ke peraduan pada pukul 20.00 demi menghemat bahan bakar minyak tanah yang harganya kian mahal. Sementara itu, warga di desa lain masih asyik menikmati siaran televisi atau hiburan lainnya.

Sayangnya, setelah warga tiba di DPRD, para wakil rakyat tidak memberikan solusi untuk masalah ini. Para wakil rakyat ini hanya meminta warga bersabar menanti datangnya listrik ke desa mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com