Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lincahnya 8 WN Belgia Menarikan Kuda Lumping ala Banyumas...

Kompas.com - 22/08/2015, 06:01 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

PURWOKERTO, KOMPAS.com - Delapan orang warga negara Belgia ikut berpartipasi dalam pentas rakyat Jawa Tengah, yang dipusatkan di GOR Satria Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jumat (21/8/2015) malam. Mereka menampilkan tarian atraktif tari Banyumasan, Jaran Kore atau kuda lumping.

Kendati berasal dari negeri dengan budaya berbeda, perempuan dan laki-laki Belgia tersebut ternyata sanggup menampilkan tarian dengan baik. Berkat latihan selama dua pekan, tari Jaran Kore berhasil dikuasainya dengan cukup terampil dan luwes.

Para WN Belgia ini setiap harinya mengajar di sekolah Alam di Baturaden, Banyumas. Mereka mengajar bahasa asing ke anak-anak yang belajar di sekolah alam tersebut. Tiap ada waktu luang, mereka menyempatkan diri melatih menari di sanggar tari di Desa Kemutuk Lor, Baturaden.

Keberhasilan mereka juga berkat tangan dingin Rujinah, sang pelatih tari. Rujinah bersama para murid asingnya itu menari lincah di depan Gubernur dan Bupati-Wali Kota se-Jawa Tengah, sebelum pembukaan acara dimulai.

Dengan iringan lagu akustik, warga asing ini berhasil membawakan tarian kuda lumping dengan apik.

"Jaran Kore ini biasanya dimainkan ala Banyumasan. Sulit, tapi warga Belgia mampu menguasai dalam dua minggu," kata Rujinah, sang pelatih, Jumat malam.

Jaran Kore berkisah soal kesatria yang ada di Banyumas. Kisah mereka diadopsi secara turun temurun hingga muncul dalam sebuah tari. Para penari asing itu sengaja diikutkan karena mereka sehari-hari belajar menari di sanggar tari. Mereka beruntung karena pesta rakyat digelar di Purwokerto, hingga mereka diminta untuk ikut menari.

"Mereka di sini tujuannya untuk mengajar secara sukarela. Kalau weekend mereka jalan-jalan. Saat berlatih, mereka menghargai dan menikmati tariannya," tutur Tekad Santosa, penanggung jawab tari dari Yayasan Tileng Belanda.

Pesta rakyat akan digelar setiap tahun secara bergiliran. Masing-masing daerah diharuskan untuk melakukan promosi atas potensi wilayah dan budaya masing-masing. Konsep yang ditampilkan juga harus berlandaskan semangat tradional-modern.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com