Sebenarnya bukan hanya malam ke-27, melainkan semua malam ganjil dalam 10 hari terakhir Ramadhan dianggap penuh berkah. Dalam kepercayaan mereka, pada malam itu, mereka dianjurkan melakukan amalan ibadah, seperti zikir, berdiam di masjid, atau membaca ayat suci Al Quran.
Di Surabaya, setiap malam ganjil, khususnya pada malam ke-27, pengunjung selalu memenuhi sejumlah makam wali yang dikeramatkan, seperti di makam Sunan Ampel dan makam Sunan Bungkul.
Warga datang dari berbagai daerah di sekitar Surabaya, seperti Sidoarjo, Bangkalan, dan Gresik, untuk melakukan ritual yang biasa disebut "Maleman". Munasim (41) mengaku setiap tahun melakukan ritual Maleman di makam Sunan Bungkul di Surabaya setiap malam ke-27 Ramadhan bersama jemaah pengajiannya dari pinggiran Kota Surabaya, tepatnya dari Kecamatan Benowo.
"Setelah dari Bungkul, kami bersama rombongan biasanya langsung ke makam Sunan Ampel dan bermalam di sana hingga usai shalat subuh," kata dia, Senin (13/7/2015) malam.
Dalam ritual malam ganjil, Munasim dan sekitar 20 anggota jemaahnya melakukan sejumlah ibadah, seperti shalat malam berjemaah serta melakukan tahlil dan zikir secara berjemaah. "Ritual ini juga sebagai upaya kami memperoleh keutamaan malam Lailatul Qadar, yang konon selalu jatuh pada malam ganjil bulan Ramadhan," kata bapak tiga anak ini.
Malam Lailatul Qadar menurut kepercayaan umat Islam adalah suatu malam pada bulan Ramadhan yang antara lain memiliki keutamaan bahwa siapa pun yang beribadah pada malam itu sama dengan beribadah selama 1.000 bulan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.