Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/06/2015, 15:00 WIB


Oleh Lukas Adi Prasetya

Meraih Adipura tanpa pernah putus sejak tahun 2006 dan sekali Adipura Kencana tahun 2013, adalah gambaran wajah Kota Bontang. Namun, beberapa tahun terakhir, Bontang mulai dikenal sebagai kota yang sangat memedulikan pendidikan anak usia dini.

Pagi itu, beberapa saat lalu, suasana di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Terpadu Kuncup Melati Persatuan Istri Karyawan Pupuk Kaltim (Pika PKT), Bontang, ramai. Anak-anak bermain, bercanda, dan menggambar di ruangan kelas. Gelak tawa riang terdengar.

Selang beberapa saat, sebagian dari mereka dikumpulkan di halaman sekolah. Puluhan anak lantas diarahkan untuk membentuk lingkaran, diapit oleh pengajar. Acara pagi itu adalah bernyanyi bersama diiringi musik. Inilah salah satu kegiatan favorit anak-anak.

Lagu pertama pun mengalun. "Aku suka bermain, aku suka belajar, aku suka membaca, buku gudangnya ilmu. Pesan bunda, pesan bunda, pesan ayah, pesan ayah, pesan bu guru, pesan pak guru. Tambah ilmu, tambah ilmu, jadi tahu, jadi tahu dengan membaca buku...", begitu lirik lagu berjudul "Suka Membaca" itu. Nadanya pun riang.

Anak-anak pun antusias menyanyi, sambil sesekali tertawa, menjerit, dan riuh bertepuk tangan. Sebagian lainnya menari. Ada pula anak-anak yang hanya berlarian atau memperhatikan kawannya yang bernyanyi.

Inilah tempat pendidikan yang meraih juara I Lomba Lembaga PAUD Berprestasi tingkat Nasional 2013. PAUD di kompleks Pupuk Kaltim (PKT) ini komplet. Halaman luas, ada hewan piaraan, dan juga mempunyai tenaga terapis untuk anak berkebutuhan khusus.

Pagi itu, istri Wali Kota Bontang Hj Najirah Adi Darma, yang juga Bunda PAUD Bontang, mengunjungi PAUD itu. Ia antusias mengajak anak-anak menyanyi. Lagu "Suka Membaca" adalah ciptaannya.

"Ketika melihat PAUD, itu bukan hanya tentang anak-anak usia dini yang bernyanyi dan bermain, tetapi juga diajak bersosialisasi. Pendidikan anak sejak dini adalah investasi sumber daya manusia masa depan," ujar Najirah, yang juga Bunda PAUD Nasional 2014.

Tak hanya menggarap kebersihan dan pendidikan gratis bagi anak usia sekolah, Bontang melangkah lebih jauh. PAUD diperhatikan. Saat ini tersebar 407 PAUD, termasuk PAUD Kunjung, untuk melayani anak-anak di sekitar 500 rukun tetangga (RT) se-Kota Bontang.

PAUD Kunjung adalah istilah untuk layanan PAUD bagi RT yang belum terlayani lembaga PAUD. Pembelajaran di PAUD Kunjung dilakukan oleh guru dari PAUD terdekat. Pada PAUD, pembelajaran dilakukan setiap hari, tetapi pada PAUD Kunjung tidak setiap hari.

Bontang adalah kota yang terbanyak memiliki PAUD, berdasarkan rasio jumlah RT. Bukan hanya soal jumlah, karena Pemerintah Kota Bontang juga memberi perhatian pada sekitar 1.000 guru PAUD, antara lain dengan memberikan insentif Rp 1 juta per bulan. Ada pula insentif dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur Rp 300.000 per bulan. Jadi, guru PAUD di Bontang menerima insentif Rp 1,3 juta per bulan, di luar gaji dari yayasan atau lembaganya.

Pembelajaran di PAUD juga terpantau. Pengajarnya ditumbuhkan motivasi untuk berkreasi. Puji Astuti, Kepala PAUD Terpadu Kuncup Melati, mengatakan, sebagian alat peraga edukatif adalah buatan guru. Ada pula guru yang mahir mencipta lagu. "Kami juga memotivasi guru untuk berkreasi, menyesuaikan cara mengajarnya. Ini penting, karena tidak semua alat peraga dan mainan bisa dibeli atau sesuai dengan keinginan guru. Di sisi lain, ini juga bisa menghemat biaya," kata Puji.

Seorang guru PAUD, Arin Fathonah, adalah pencipta lagu "Ikan Bawis". Ikan itu hanya ada di Bontang. "Anak-anak mesti mengenal ikan ini," ujar Arin yang pada Apresiasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) PAUD Nonformal Informal tahun 2014 menempati peringkat ketujuh nasional.

Esensi PAUD

Esensi PAUD adalah anak benar-benar mendapatkan yang memang semestinya didapatkan. Inilah yang dirasakan Sutrisno (39), pegawai negeri sipil (PNS) Pemkot Bontang, yang menyekolahkan anak sulungnya, M Nuril Anwar (5), setahun lalu. "Anak saya ini hiperaktif, butuh perlakuan ekstra," paparnya.

Semula Sutrisno bimbang antara memasukkan Nuril ke lembaga PAUD atau ke sekolah untuk anak berkebutuhan khusus. Sebelum mendaftarkan buah hatinya ke PAUD, ia memasukkan Nuril ke kelompok bermain (playgroup). Bertahan dua bulan, Nuril merasa kurang cocok di kelompok itu.

"Saya pindahkan ke PAUD. Setahun masuk, hasilnya kelihatan. Di rumah, anak saya lebih menurut, tidak lari-lari lagi, dan gampang diarahkan belajar. Di sekolah, perilakunya baik. Ini kabar yang menggembirakan bagi orangtua," kata Sutrisno.

Najirah menambahkan, sampai saat ini sekitar 90,10 persen anak usia dini di Bontang tersentuh pelayanan PAUD. Idealnya 100 persen, tetapi mencapai angka itu jelas tidak mungkin, mengingat kelahiran bayi dan jumlah pendatang di Bontang terus bertambah.

Geliat ekonomi

Geliat perekonomian di Bontang, yang diawali PT Badak NGL dan PKT, memicu pertumbuhan di sektor lain. Bontang, yang berjarak sekitar 120 kilometer (km) dari Samarinda, ibu kota Kaltim, sekarang juga menjadi magnet bagi pencari kerja. Pendatang mulai memenuhi kota dan sebagian dari mereka hanya bekerja beberapa bulan.

"Bisa jadi, jika mereka punya anak usia balita (bawah lima tahun), belum sempat memasukkannya ke PAUD. Di sisi lain, ada juga orangtua yang belum melihat manfaat PAUD bagi perkembangan anak. Kami masih harus memakai cara jemput bola," ungkap Najirah.

Bukan hal mudah di balik pencapaian angka 90,10 persen itu. Itulah hasil kerja keras yang dilakukan tanpa henti oleh guru, juga Pemkot Bontang. "Sekarang orangtua yang bersemangat dan mengantar anaknya ke PAUD tiap hari," ujar Najirah.

Di Bontang, layanan PAUD tak menjadi sesuatu yang eksklusif. Bagi warga kurang mampu, mereka bisa memasukkan anaknya ke lembaga PAUD tanpa biaya. Persyaratan kian mudah karena untuk mendaftarkan anak ke lembaga PAUD, warga Bontang tak harus memiliki kartu tanda penduduk Bontang.

Layanan PAUD di Bontang juga dapat diakses warga kabupaten tetangga, yakni Kutai Timur (Kutim) yang berbatasan dengan Bontang. "Kami juga mengembangkan PAUD Kunjung, yang bisa dijalankan di mana saja," imbuh Najirah lagi.

Pendidikan usia dini digarap, sektor lain juga disentuh Pemkot Bontang, termasuk pariwisata. Namun sektor pariwisata ini, seperti diutarakan Wali Kota Bontang Adi Darma, masih bertumpu pada Pulau Beras Basah dan pesona bawah lautnya serta permukiman di atas air Bontang Kuala.

Wisatawan di Bontang tidak boleh melewatkan kesempatan menikmati sore hingga malam di Bontang Kuala. Menyeberang ke Pulau Beras Basah hanya memerlukan waktu sekitar 30 menit dan pesona airnya pasti akan memikat siapa pun.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 18 Juni 2015, di halaman 22 dengan judul "PAUD Wajib bagi Bontang".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com