Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Danlanal Bengkulu Dilaporkan Nelayan ke Menteri Susi

Kompas.com - 08/04/2015, 14:14 WIB
Kontributor Bengkulu, Firmansyah

Penulis


BENGKULU, KOMPAS.com - Komandan Pangkalan Angkatan Laut (Danlanal) Bengkulu Letkol Laut (P) Amrin Rosihan Hendrotomo mengisahkan ceritanya tentang beberapa orang warga melaporkan fitnah atas dirinya ke Menteri Kelautan Susi Pudjiastuti terkait penangkapan beberapa kapal trawl.

"Dalam beberapa bulan ini saya disibukkan dengan klarifikasi ke pimpinan terkait beberapa laporan pesan singkat via Short Message System (SMS) ke ponsel Ibu Menteri Kelautan Susi Pudjiastuti," kata Amrin dalam diskusi di Markas TNI-AL Bengkulu, Rabu (8/4/2015).

"Dalam klarifikasi itu, saya diperlihatkan beberapa SMS dari masyarakat Bengkulu yang menuduh saya membakar kapal trawl milik nelayan, padahal jangankan ia kapalnya dibakar para anak buah kapal (ABK) justru ia bebaskan mengingat pertimbangan kemanusiaan. Saya dituduh membakar kapal nelayan, padahal mereka saya bebaskan saat terjaring razia menggunakan pukat mini (trawl)," tambahnya.

Tuduhan kedua, lanjut dia, menyoal dirinya menerima sogok dari para nelayan trawl. Dia membantah bahwa dirinya tak pernah menerima sogokan tersebut.

"Saya katakan tidak pernah dan haram menerima sogok dari para nelayan, saya ditugaskan untuk membantu nelayan mendapatkan layanan Corporate Sosial Responsibility (CSR) dari perusahaan-perusahaan," tegasnya.

Ia membenarkan bahwa dirinya mendapatkan tugas untuk memberantas kapal trawl di perairan Bengkulu. Namun, menurut dia, kapal trawl di Bengkulu berbeda dengan trawl di daerah lain.

"Trawl di Bengkulu ini kecil, nelayan mencari ikannya juga hanya sebatas bertahan hidup untuk makan dengan alat sederhana," lanjutnya.

Menurut dia, dia pernah membawa beberapa pejabat dari Kementerian kelautan dan Perikanan, ke perkampungan nelayan trawl mini tersebut.

"Pejabat kementerian justru terkejut mendapati kehidupan nelayan trawl mini di Bengkulu, hidup mereka miskin, mencari ikan hanya untuk bertahan hidup, bukan seperti trawl di tempat lain yang berskala besar," ungkapnya.

Meski TNI-AL memberikan toleransi pada nelayan trawl mini di Bengkulu, namun TNI-AL telah memberikan batas waktu bahwa aktivitas mengambil ikan menggunakan trawl mini dihentikan hingga September.

"September mereka harus berhenti operasi, jadi saat ini mereka sedang berusaha pindah alat tangkap, jika September masih juga, maka akan ditindak," ujarnya.

"Pemerintah harus memberikan alternatif mata pencarian buat ratusan nelayan kecil yang menggunakan trawl mini itu, jika tidak negara sama saja telah melakukan pembiaran," tandasnya kemudian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com