Pria yang akrab disapa Emil ini mengaku mengidolakan Lee karena mampu melakukan perubahan untuk Singapura dalam waktu singkat.
"Lee bagi saya tokoh luar biasa yang bisa mentransformasikan Singapura dalam waktu pendek," ujar Emil saat ditemui di Balai Kota Bandung, Senin (23/3/2015).
Emil menilai, kemampuan Lee mengantarkan Singapura menjadi negara maju dalam waktu singkat itu tidak dimiliki oleh pemimpin negara-negara lainnya.
"Di negeri lain butuh waktu panjang mengubah negeri terbelakang menjadi maju. Lee hanya butuh waktu 20 tahun dari Singapura terbelakang tahun 1960-an menjadi negara maju tahun 1980-an," ucapnya.
Wajar saja, lanjut Emil, jika penghormatan kepada Lee dilakukan secara massal di seluruh negeri berlambang singa itu sebagai bentuk rasa terima kasih yang mendalam terhadap jasa Lee.
"Penghormatan terhadap almarhum adalah pada kecepatannya membangun visi menjadi prestasi. Jadi, Lee itu tokoh inspirasional," ucapnya.
Emil mengaku memiliki kenangan tersendiri tentang Singapura. Pada saat masih menjadi mahasiswa, dia pernah tinggal enam bulan di Singapura sebagai mahasiswa pertukaran. Selain itu, dia memang belum pernah bertemu dengan Lee secara langsung, tetapi sering bertemu dengan anaknya, Lee Hsien Loong.
"Saya berterima kasih, khususnya kepada Singapura, karena lagi dekat dengan Bandung. Singapura kan ngasih beasiswa untuk kepala dinas dan hibah smart city," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.