Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/02/2015, 08:25 WIB
Kontributor KompasTV, Muhamad Syahri Romdhon

Penulis

CIREBON, KOMPAS.com — Pedagang pakaian bekas di pasar besar tradisional Kanoman, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Jawa Barat, marah dan menantang Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, yang menyebut pakaian bekas bisa menularkan penyakit.

Ia meminta pembuktian tidak hanya dilakukan di Jakarta, tetapi juga di seluruh pasar yang menjual pakaian bekas. Damiri (34) langsung meluapkan kemarahannya terhadap pemerintah yang mengumumkan dan mengimbau masyarakat agar tidak membeli pakaian bekas.

"Sampe sekarang di sini (pasar pakaian bekas) enggak ada yang sakit. Satu pun juga. Kalau enggak percaya, contohnya, dikumpulkan seluruh masyarakat Kota Cirebon, enggak ada yang mengeluh dirugikan atau sakit karena barang 'cimol' (istilah pakaian bekas-red). Malah diuntungkan," kata dia dengan nada kesal, saat ditemui, Selasa (3/2/2015).

Damiri menambahkan, dengan adanya pasar pakaian bekas justru banyak masyarakat yang diuntungkan, khususnya masyarakat yang kurang mampu. Dengan penghasilan pas-pasan, mereka dapat membeli pakaian bagus, layak pakai, dan kualitasnya cukup baik.

"Mau beli pakaian di mal, hanya mereka yang punya mobil dan uang tebal Bang. Kalau saya, tukang becak, pengangkat kuli, ya mereka larinya ke pasar pakaian bekas inilah," kata pria dengan logat khas Palembang itu.

Menurut Damiri, pakaian bekas ini membantu warga kurang mampu untuk dapat membeli pakaian sesuai harga kemampuan mereka. Pria beranak satu ini mengungkapkan, selama kurang lebih 20 tahun berdagang baju bekas di Bandung dan Cirebon, tidak ada satu pun pembeli yang mengaku dirugikan dan mengeluh terkena penyakit.

Bahkan, bila memang ada penyakit, selama 20 tahun berdagang, Damiri sendiri yang mengaku seharusnya menjadi orang yang pertama kali sakit. Damiri lantas menantang Kementerian Perdagangan untuk membuktikan ulang dengan jumlah yang lebih besar di seluruh indonesia.

Pernyataan kementerian berpotensi merugikan seluruh pedagang pakaian bekas yang berjualan dengan modal sedikit, yang dapat menolong masyarakat kecil. Meski demikian, setelah tiga hari pengumuman bakteri dan penyakit pada pakaian bekas ini, belum ada pengaruh terhadap penjualan.

"Alhamdulillah, hingga hari ini belum ada pengaruh. Semoga saja tidak karena pakaian bekas ini juga dibutuhkan sebagian masyarakat," kata dia.

Pasar tradisional Kanoman, di Kota Cirebon, ini dikenal sebagai pasar yang menjual banyak dan beragam pakaian bekas. Di lantai dua, ada sekitar tujuh pedagang dengan areal yang terbilang besar.

Para pengunjung pasar ini pun beragam, dari kalangan pelajar hingga orangtua. Tidak hanya akhir pekan, mereka juga meramaikan lokasi ini hampir setiap hari.

Omin, salah satu pengunjung, mengaku hampir tiga kali dalam seminggu membeli pakaian di lokasi ini. Ia memilih membeli pakaian di lokasi ini lantaran murah dan kualitasnya tergolong baik. Ia pun merasa tak terpengaruh dengan pengumuman pemerintah yang mengatakan banyak bakteri dan penyakit pada pakaian bekas. "Alhamdulillah, sampai saaat ini baik-baik saja, sehat-sehat saja. Penyakit kulit pun tidak," ungkap dia.

Omin mengakui, pakaian bekas itu memang kotor, tetapi untuk menjaganya, pembeli harus mencuci pakaian dengan bersih hingga aman dipakai. Ia meyakini, kalau dicuci dengan bersih, bakteri dan penyakit pun hilang.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Pemkot Semarang Klarifikasi Soal Pengadaan Sepeda Motor untuk Lurah Sebesar Rp 8 Miliar

Pemkot Semarang Klarifikasi Soal Pengadaan Sepeda Motor untuk Lurah Sebesar Rp 8 Miliar

Regional
Tingkat Inflasi Sulsel di Bawah Nasional, Pengamat Ekonomi: Bravo Pemprov Sulsel

Tingkat Inflasi Sulsel di Bawah Nasional, Pengamat Ekonomi: Bravo Pemprov Sulsel

Regional
Hadiri Milad Ke-111 Muhammadiyah, Gubernur Riau: Bersama Kita Hadapi Tantangan

Hadiri Milad Ke-111 Muhammadiyah, Gubernur Riau: Bersama Kita Hadapi Tantangan

Regional
Pemkot Tangsel Buka Lelang Barang Milik Daerah, Catat Tanggal dan Cara Daftarnya!

Pemkot Tangsel Buka Lelang Barang Milik Daerah, Catat Tanggal dan Cara Daftarnya!

Regional
Pelopor Smart City, Aplikasi Milik Pemkot Tangerang Telah Direplikasi 47 Daerah di Indonesia

Pelopor Smart City, Aplikasi Milik Pemkot Tangerang Telah Direplikasi 47 Daerah di Indonesia

Regional
Turunkan Stunting di Jembrana, Bupati Tamba Fokus Bantu 147 Keluarga Kurang Mampu

Turunkan Stunting di Jembrana, Bupati Tamba Fokus Bantu 147 Keluarga Kurang Mampu

Regional
Implementasi Program BAAS, Bupati Tamba Bagikan Bahan Makanan Sehat untuk Anak Stunting

Implementasi Program BAAS, Bupati Tamba Bagikan Bahan Makanan Sehat untuk Anak Stunting

Regional
Fokus Pembangunan Kalteng pada 2024, dari Infrastruktur, Pendidikan, hingga Perekonomian

Fokus Pembangunan Kalteng pada 2024, dari Infrastruktur, Pendidikan, hingga Perekonomian

Regional
Sekdaprov Kalteng Paparkan Berbagai Inovasi dan Strategi KIP Kalteng, dari Portal PPID hingga Satu Data

Sekdaprov Kalteng Paparkan Berbagai Inovasi dan Strategi KIP Kalteng, dari Portal PPID hingga Satu Data

Regional
Pabrik Biomassa Segera Berdiri di Blora, Target Produksi hingga 180.000 Ton Per Tahun

Pabrik Biomassa Segera Berdiri di Blora, Target Produksi hingga 180.000 Ton Per Tahun

Regional
Atasi Banjir di Kaligawe dan Muktiharjo Kidul, Mbak Ita Optimalkan Koordinasi Lintas Sektor

Atasi Banjir di Kaligawe dan Muktiharjo Kidul, Mbak Ita Optimalkan Koordinasi Lintas Sektor

Regional
Komitmen Jaga Kelestarian Satwa Burung, Mas Dhito: Kami Terbuka dengan Masukan dari Masyarakat

Komitmen Jaga Kelestarian Satwa Burung, Mas Dhito: Kami Terbuka dengan Masukan dari Masyarakat

Regional
Soal Pembebasan Lahan Tol Kediri-Kertosono, Pemkab Kediri: Tinggal 2 Persen

Soal Pembebasan Lahan Tol Kediri-Kertosono, Pemkab Kediri: Tinggal 2 Persen

Regional
Turunkan Angka Stunting di Sumut, Pj Gubernur Hassanudin Lakukan 2 Langkah Ini

Turunkan Angka Stunting di Sumut, Pj Gubernur Hassanudin Lakukan 2 Langkah Ini

Regional
Hadiri Pelantikan Ketua KONI Kalteng, Gubernur Sugianto Harap Prestasi PON Meningkat

Hadiri Pelantikan Ketua KONI Kalteng, Gubernur Sugianto Harap Prestasi PON Meningkat

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com