Tangis Hermiati langsung pecah saat tiba di rumah mendapati putrinya tewas di ruang tamu dengan sejumlah luka tusuk. Gadis yang baru sebulan diwisuda itu meninggal saat tinggal seorang diri di rumah itu.
Jasad Emma pertama kali ditemukan ayahnya, Berkat yang datang pada Rabu siang. Berkat terkejut saat melihat putri pertama dari tiga bersaudara itu tewas dengan darah tercecer di sekitar korban. Komunikasi terakhir antara Berkat dengan korban berlangsung sekitar pukul 09.00 Rabu pagi. Saat itu, korban menghubungi ayahnya agar tidak membeli makanan karena ia sudah menyiapkan makanan.
“Saya lihat dia tergeletak di depan kamar, sudah meninggal. Sebelumnya jam sembilan bilang tidak usah beli makan, karena dia masak," kata Berkat.
Kepala Polres Palangkaraya, Ajun Komisari Besar Hendra Rochmawan mengatakan, berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara, pihaknya menduga pembunuhan korban bermotif perampokan. Dari TKP, polisi mengamankan sejumlah barang bukti d iantaranya pisau, ponsel dan tas milik korban.
“Kita menduga korban perampokan, ada tiga luka tusuk. Kita amankan barang bukti patahan pisau, HP sama tas milik korban," kata Hendra Rochmawan.
Jasad korban saat ini sudah dievakuasi ke kamar mayat RSUD Dr Doris Sylvanus, Palangkaraya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.