Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pukuli "Bobotoh" hingga Tewas, 12 Anggota Geng Motor Ditangkap

Kompas.com - 12/11/2014, 18:47 WIB
Kontributor Bandung, Putra Prima Perdana

Penulis


BANDUNG, KOMPAS.com - Di tengah euforia kemenangan Persib, salah seorang bobotoh bernama Herdi (22) tewas dianiaya di oleh sekelompok berandalan bermotor di Jalan Kali Cipamakolan Rancaloa, Kota Bandung, Minggu (9/11/2014) lalu.

Kepala Polrestabes Bandung, Kombes (Pol) Mashudi mengatakan, selain Herdi, bobotoh lainnya, Sambas (30) juga mengalami luka berat akibat penganiayaan.

"Keduanya sempat dilarikan ke Rumah Sakit Al-Islam Bandung setelah babak belur dikeroyok berandalan bermotor XTC. Salah satu korban bernama Herdi meninggal dunia hari Senin (10/11/2014), sedangkan Sambas mengalami luka berat," kata Mashudi, di Markas Polrestabes Bandung, Jalan Merdeka, Kota Bandung, Rabu (12/11/2014).

Mashudi menjelaskan kronologi penganiayaan yang dilakukan oleh berandalan bermotor tersebut. Pada saat pesta kemenangan di lapangan Gasibu usai sekira pukul 21.00 WIB, rombongan korban yang datang menggunakan mobil bak terbuka hendak pulang ke rumah.

Di tengah jalan, kata Mashudi melanjutkan, rombongan bobotoh ini sempat bertemu dengan sekelompok orang bersepeda motor. Tanpa alasan, tiba-tiba saja saat melintasi Jalan Kali Cipamokolan, sekelompok orang ini menyerang rombongan tersebut.

Setelah aksi brutal tersebut, polisi mengamankan 12 orang yang kedapatan mengeroyok korban. 12 orang tersebut adalah Iwan (19), Iqbal (18), Yogi (19), Sobeng (18), Vicky (18), Irwan (18), Angga (18), Roheng (23), Rian (19), Ferdi (19), Iweng (20) dan Tama (20).

"Mereka mengeroyok dan memukuli korban dengan menggunakan bambu, batok kelapa dan batu," tandasnya.

Akibat perbuatan itu, para remaja ini meringkuk di sel tahanan Mapolrestabes Bandung. Mereka terancam hukuman lima tahun lebih hukuman penjara karena dianggap melanggar Pasal 170 ayat 2 KUH Pidana tentang pengeroyokan yang mengakibatkan orang luka dan meninggal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com