Shalat digelar setengah jam setelah shalat maghrib. Warga, baik tua, muda, laki-laki, maupun perempuan, terlihat antusias menjalankannya. "Doa yang dipanjatkan juga doa khusus, yaitu doa lidaf'I'll bala (doa tolak bala)," kata takmir masjid itu, Muh Zaenuri, Rabu malam.
Dalam doa itu dimintakan dijauhkannya bencana, musibah, kerusakan, kezaliman, serta fitnah. "Dan mudah-mudahan diberikan khusnul khatimah (kematian yang baik)," ujar Zaenuri.
Berdasarkan pantauan Kompas.com di ibu kota Kabupaten Semarang, Ungaran, aktivitas masyarakat tetap berjalan normal. Sejumlah warga yang tidak mengetahui kabar terjadinya gerhana bulan total hanya bertanya-tanya, mengenai tampilan fisik bulan yang tidak lazim.
"Bulannya kok semu abang (bulannya kok bersemu merah)? Pertanda apa kui (pertanda apa itu) mas?" kata Dhewanto, salah seorang warga yang dijumpai di halaman parkir RSUD Ungaran.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.