Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang Ibu Nekat Bawa Bayi Mendaki Puncak Ijen

Kompas.com - 09/09/2014, 16:41 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

Ia mengaku hanya memberikan pijatan ke anaknya agar merasa nyaman. "Setelah itu, ia (Arkan) langsung tidur nyenyak. Sampai hari ini dia masih sehat," ungkapnya.

Tak hanya bermodal nekat

Perempuan kelahiran Bondowoso, 11 Agustus 1979, tersebut mengaku tidak hanya bermodal nekat untuk membawa anaknya mendaki Gunung Ijen. Perempuan berhijab tersebut mengaku sudah hapal karakter Gunung Ijen.

"Saat masih SMA, saya pernah menjadi mitra pelestari Taman Nasional Baluran. Hampir setiap liburan, saya ke Gunung Ijen untuk melakukan sosialisasi kepada pendaki, seperti larangan vandalisme atau coret-coret. Larangan membawa bunga edelweis dan membawa belerang ke bawah serta menyosialisasikan larangan naik di atas pukul 10.00 siang karena pada saat tersebut uap belerang cukup pekat," ujarnya.

Nety bahkan pernah tinggal selama 10 hari berturut-turut di Paltuding dan naik ke puncak Ijen setiap hari untuk memunguti sampah yang ditinggalkan oleh pendaki. Kecintaannya kepada alam dia lakoni sejak masih duduk di SMA.

Perempuan lulusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta mengaku sudah "menaklukkan" 18 gunung yang ada di Indonesia.

"Gunung Kerinci, Dempo, Singgalang, Merapi Padang, Sendoro, Sumbing, Argopuro, bahkan Gunung Raung sudah pernah saya daki. Bahkan dapat jodoh pun dari kegiatan mendaki gunung," ujarnya sambil tersenyum.

Ia berharap, ketiga anaknya, Sahaja Nektar Martadi (9), Arroyyan Bentang Martadi (5), dan Arkan Semesta Martadi (3 bulan) bukan sekadar mengenal dan mencintai lingkungan, melainkan juga menjaganya.

"Anak pertama saya, usia 2 tahun, sudah saya ajak arung jeram di Sungi Elo, Magelang. Anak kedua, saat saya masih hamil, sering saya ajak outbound," tambahnya.

Ia mengaku bersyukur dibesarkan dan dididik di lingkungan pencinta alam sehingga bisa memberikan pengalaman kepada anak-anaknya.

"Saya besar di lingkungan Pecinta Alam Flora Fauna SMA 2 Bondowoso dan Mapala UMY. Mereka yang membentuk saya seperti ini. Semangat mencintai lingkungan harus ditularkan kepada anak-anak saya," katanya.

Pengalamannya mendaki Gunung Ijen sambil membawa anak bisa menginspirasi perempuan lainnya. Walau demikian, kata Nety, hal tersebut tetap harus dilakukan dengan memperhatikan keselamatan anak.

"Jangan konyol mengajak anak mendaki gunung jika safety-nya belum terjamin, termasuk pengetahuan tentang karakteristik gunung. Ini yang harus diperhatikan jika ingin membawa anak mendaki gunung," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com