Rombongan pelajar dengan seragam penuh coretan mengendarai motor dan "menggeber-geber"knalpot. Mereka dibubarkan saat melintas di Jalan Gubernur Suryo, Surabaya, di depan Gedung Negara Grahadi.
Puluhan polisi yang sudah berjaga-jaga sejak pagi mulanya menghentikan rombongan di barisan depan. Peserta konvoi di barisan belakang yang mengetahui rekannya dihentikan mencoba berbalik arah, tetapi tetap dihadang oleh polisi yang sudah ada di belakangnya.
Para siswa itu kemudian dikumpulkan di suatu tempat untuk mendapat pengarahan khusus dari Kaur Bin Ops Satlantas Polrestabes Surabaya AKP Harna. "Motor yang tidak lengkap surat-surat dan kelengkapannya wajib ditilang, sementara yang lengkap diperbolehkan pulang, tapi tidak boleh konvoi lagi," kata Harna.
Dalam penghadangan itu, belasan motor disita karena dinilai tidak lengkap, serta puluhan siswa ditilang karena tidak memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM).
Budaya konvoi untuk merayakan kelulusan sepertinya tidak bisa dihilangkan, meski larangan konvoi sudah diberikan sejak jauh-jauh hari sebelum hari pengumuman kelulusan. Bahkan pihak sekolah sudah mengantisipasi dengan memberikan pengumuman kelulusan langsung kepada orangtua siswa di rumahnya masing-masing.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.