Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/01/2014, 10:20 WIB
Kontributor Manado, Ronny Adolof Buol

Penulis


MANADO, KOMPAS.com - Warga korban banjir di Kota Manado mengeluhkan sulitnya mendapatkan air bersih setelah banjir bandang menerjang daerah mereka pada Rabu (15/1/2014).

"Suplai air bersih tidak ada, terpaksa kami beli. Itupun hanya untuk keperluan minum dan mandi seadanya," ujar Lerry, warga Dendengan Dalam, Kecamatan Tikala, Minggu (19/1/2014).

Lerry bersama ratusan warga lainnya yang rumahnya dimasuki lumpur tebal mengaku kesulitan membersihkan lumpur yang mulai mengering. Mereka memerlukan air bersih untuk menyingkirkan endapan lumpur tersebut.

"Mau bagaimana lagi, saluran air masih mati, listrik juga belum dinyalakan. Untuk minum dan mandi itu kami beli dari penjual air isi ulang," tambah Lerry.

Pemerintah Kota Manado memang mengusahakan distribusi air bersih melalui mobil tangki air, tetapi luasnya wilayah yang terkena banjir membuat suplai air tersebut terasa tidak mencukupi.

Empat hari pasca-bencana banjir, sampah dan lumpur yang mulai mengering nampak menumpuk di seluruh wilayah yang terkena banjir. Kota Manado termasuk di beberapa ruas jalan utama terlihat sangat berantakan.

Dari data Posko Tanggap Darurat Bencana Kota Manado tercatat hingga saat ini ada enam warga yang tewas serta ribuan rumah rusak. Selain itu, ada dua bangunan sekolah, dua masjid serta satu gereja yang ikut rusak diterjang banjir. Berbagai infrastruktur juga ikut rusak, seperti jalan, jembatan, saluran pipa air, instalasi listrik, gedung pemerintah dan fasilitas publik. Kini pemerintah kota berupaya melakukan langkah-langkah pemulihan pasca-bencana.

Sebelumnya, Wali Kota Manado, Vicky Lumentut telah menetapkan status darurat bencana bagi Kota Manado. "Status darurat tersebut berlaku selama 14 hari hingga tanggal 29 Januari 2014," kata Lumentut.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com