Menurut keluarga, Ibrahim keluar dari rumah sejak 2 November lalu untuk menemui seseorang yang meneleponnya melalui ponsel. “Kami minta polisi segera mengusut dan mengungkap siapa aktor dan pelaku di balik penculikan ini,” teriak Abdul Manan Latuconsina, adik korban.
Menurut pihak keluarga, peristiwa ini telah dilaporkan ke Polres Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease, tetapi sejak dilaporkan korban belum juga ditemukan. Pihak keluarga baru meyakini bahwa Ibrahim diculik setelah mobil Espass bernomor polisi DE 401 AC yang dikendarai korban ditemukan di salah satu kawasan di Ambon pada Rabu (6/11/2013).
Di dalam mobil itu ditemukan bercak darah dan sandal milik korban. Namun, pria itu tidak ada di dalam mobil tersebut.
“Polisi mestinya sudah harus mengungkap kasus ini karena ada sejumlah bukti awal yang mengindikasikan adanya penculikan disertai kekerasan. Bukan hanya diam karena ini sudah hari kesembilan,” kata pengunjuk rasa.
Kabid Humas Polda Maluku AKBP Hasanudin Mukadar yang menemui pendemo menyatakan bahwa kepolisian masih mendalami kasus tersebut. ”Kita tidak akan diam untuk mengungkap kasus ini, dan saat ini kita masih terus menyelidikinya,” ujar Hasanudin.
Ditemui terpisah, Kasat Reskrim Polres Pulau Ambon, AKP Agung Tribawanto, mengatakan, terkait kasus ini polisi telah memeriksa delapan orang saksi. Polisi juga telah membentuk tim bersama pihak keluarga untuk mengusut kasus ini. Agung mengakui bahwa mobil milik korban yang ditemukan terdapat bercak darah di dalamnya.
”Kita juga telah menggunakan anjing pelacak untuk membantu proses penyelidikan. Istri korban, Badaria Karepesina, mengungkapkan sebelum keluar dari rumah, korban sempat mengatakan jika dirinya akan menemui M dan PS. Badaria juga mengatakan jika suaminya selalu diteror oleh seseorang melalui telepon,” katanya.
Dalam keterangannya kepada polisi, Badaria mengatakan, pada percakapan telepon dengan seseorang, "Iya, iya, beta (saya) mau ke atas. Nanti beta usahakan ikut ke pelabuhan," begitu kata Ibrahim, seperti ditirukan Badaria. Menurut Badaria, ucapan itu didengar keluarga lainnya. Sejak itulah pengusaha di Ambon ini hilang.
Selain berunjuk rasa di Polda Maluku, keluarga korban juga mendatangi Kantor DPRD Kota Ambon dan Kantor Wali Kota Ambon untuk menyampaikan tuntutan mereka.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.