Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 17/09/2013, 15:20 WIB
|
EditorFarid Assifa

BANYUWANGI, KOMPAS.com — Sebanyak 572 koleksi Museum Blambangan di Kabupaten Banyuwangi tidak terawasi dengan baik. Selain itu, selama beberapa tahun terakhir, Museum Blambangan hanya dijaga satu petugas.

Pengamanan Museum Blambangan yang didirikan pada 25 Desember 1977 ini sangat minim. Tidak ada kamera pengawas (CCTV) dan pengamanan khusus untuk menjaga koleksi di dalam museum.

Gatot Siswoyo, petugas museum yang juga menjadi staf seksi Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi, kepada Kompas.com, Selasa (17/9/2013), mengatakan, keamanan di Museum Blambangan sangat kurang, bahkan terali di jendela baru dipasang sekitar tahun 2011. "Tidak ada CCTV, tapi insya Allah aman," katanya.

Gatot menjelaskan, selain memperhatikan pengamanan, yang terpenting adalah penambahan petugas untuk mengurusi museum karena selama ini dia bekerja sendiri, mulai dari administrasi hingga menemani tamu yang berkunjung.

"Kalau petugasnya tambah, kan kita bisa gantian. Selain ngurusi museum, saya juga staf kebudayaan, jadi sering keluar kantor. Sayang kalau museum ditutup hanya karena tidak ada yang jaga, apalagi sampai saat ini museum dibuka pada jam kerja kantor. Sedangkan kunjungan juga banyak di akhir pekan," cetusnya.

Gatot juga menjelaskan, ada sekitar 25 persen koleksi museum rusak, terutama koleksi yang terbuat dari kayu dan filologi yang terbuat dari kertas serta lontar. "Sudah dimakan rayap sehingga harus disendirikan agar enggak nular ke koleksi yang lain," katanya.

Museum Blambangan berada di atas tanah seluas 5.040 meter persegi dengan luas bangunan 459 meter persegi. Awalnya, Museum Blambangan merupakan bangunan peninggalan Belanda yang sempat berfungsi sebagai kantor pembantu bupati atau kewedanaan. Sejak tahun 2003, bangunan kuno tersebut difungsikan sebagai museum. Setiap bulannya, rata-rata 20 orang yang berkunjung ke museum.

Sementara itu, Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pariwisata Setiyo Puguh kepada Kompas.com, Selasa (17/9/2013), menjelaskan, tidak ada anggaran khusus untuk perawatan museum, tetapi untuk kebersihan dijadikan satu dengan kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.

"Memang belum ada anggaran khusus, terutama untuk anggaran penambahan koleksi. Untuk koleksi museum yang terakhir masuk pada tahun 2010. Tapi kami optimis, semoga saja ada perubahan untuk menjadikan museum lebih baik," terangnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke