Menurut Kepala Pelaksana Keagamaan Islam sekaligus pengurus pondok pesantren di dalam Lapas Sukamiskin, Andri Warsono, shalat gaib itu dilakukan untuk mendoakan korban tewas, baik narapidana, maupun sipir pada saat kerusuhan di Lapas Tanjung Gusta Medan, malam kemarin.
"Tadi kami melakukan shalat gaib untuk mendoakan sudara kita yang tewas dalam tragedi di Tanjung Gusta. Kami mendoakan agar amal ibadah mereka semga diterima di sisi Tuhan dan semoga keadaan kembali pulih," ucap Andri saat dihubungi Kompas.com.
Andri berharap, kejadian di lapas yang dulunya bernama Penjara Jalan Listrik itu tidak terjadi di Lapas Sukamiskin. "Kami semua berharap Lapas Sukamiskin aman dan tenteram," ucapnya.
Dengan pembinaan keagamaan yang diterapkan, Andri berani menjamin, jika narapidana di Lapas Sukamiskin menjadi lebih santun dan agamis sehingga jauh dari kekerasan. "Para warga binaan aktif terus di bidang keagamaan. Walaupun kita tidak memberikan tekanan kepada mereka, tapi mereka sangat membutuhkan materi keagamaan yang mereka dapat di pesantren," paparnya.
Soal ketersediaan fasilitas yang menjadi salah satu pemicu kerusuhan di Tanjung Gusta, Andri mengatakan, seluruh fasilitas untuk narapidana diberikan sepenuhnya oleh pihak Lapas. " Tidak ada keluhan. Alhamdulillah semua aman dan berjalan seperti biasa," tegasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.