Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Pahlawan: Sejarah Panjang Jalan Tunjungan Surabaya

Kompas.com - Diperbarui 10/11/2022, 06:34 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com- Peringatan Hari Pahlawan tak bisa dilepaskan dari Jalan Tunjungan, Surabaya, Jawa Timur yang memiliki nilai historis yang cukup tinggi.

Di tahun 2022, Jalan Tunjungan menjadi salah satu lokasi Parade Juang 2022 yang digelar pada 6 November 2022 untuk memperingati Hari Pahlawan 10 November.

Parade Surabaya Juang 2022 mengambil rute mulai dari Jalan Pahlawan, Jalan Kramat Gantung, Jalan Gemblongan, Jalan Tunjungan, Jalan Gubernur Suryo, Jalan Yos Sudarso, Jalan Jaksa Agung Suprapto, dan berakhir di Balai Kota Surabaya.

Dikutip dari unair.ac.id, pada masa lalu kawasan tersebut bernama Petoenjoengan dan saat ini dikenal dengan nama Tunjungan.

Baca juga: Tur Sejarah di Hotel Majapahit Surabaya, Tidak Menginap Juga Bisa Ikut

Petoenjoengan dulunya adalah koridor penghubung antara Kota Lama (Kota Indisch-1870/1900) dan Kota Baru (Kota Gemeente-1905/1940).

Jalan tersebut tumbuh dan berkembang sebagai shopping-street dengan shopping arcade yang kemudian menjadi salah satu ikon Kota Surabaya dengan jalur pejalan kaki yang lebar membujur arah utara-selatan.

Kota lama (Kota Indisch 1870/1900) terletak di sekitar Jembatan Merah. Sedangkan Kota Baru yang dirancang pada 1905 berada di sisi selatan, yaitu di sekitar Darmo dan Gubeng.

Kawasan Tunjungan menjadi ikon kota yang semakin dikenal hingga menjadi inspirasi terciptanya lagu "Rek Ayo Rek Mlaku Mlaku nang Tunjungan".

Baca juga: Semanggi Suroboyo, Sisi Lain Kota Surabaya yang Terlupakan

Menyimpan kisah perkembangan kota

Hotel Majapahit dulunya bernama Hotel Oranje dan diubah jadi Yamato.Agung Kurniawan Hotel Majapahit dulunya bernama Hotel Oranje dan diubah jadi Yamato.
Jalan Tunjungan Surabaya sudah dibangun oleh Belanda sejak awal abad ke-20. Jalan tersebut menyimpan kisah perkembangan kota dengan bangunan-bangunan kolonial yang masih bertahan dan terawat hingga sekarang.

Kesan Hindia-Belanda terasa sangat kental di sepanjang Jalan Tunjungan. Bangunan di Jalan Tunjungan ini menjadi saksi kisah heroik dari arek-arek Suroboyo.

Seperti Gedung Siola yang menjadi tempat mengatur strategi saat Inggris menyerang Surabaya.

Baca juga: Soal Pembongkaran Boneka Squid Game di Surabaya, Picu Kerumunan hingga Berdiri di Bangunan Cagar Budaya

Gedung Siola dibangun tahun 1920-an oleh Robert Laidlaw, konglomerat Inggris dan menjadi pusat grosir terlengkap dengan merek dagang White Away Laidlaw and Co.

Gedung itu menjadi pertokoan terbesar di Hindia Belanda pada tahun 1900-an.

Gedung tersebut kemudian diambil alih oleh Jepang dan diganti nama menjadi Toko Chiyoda pada tahun 1940.

Lalu pusat perbelanjaan tersebut dikenal dengan nama Tunjungan City dan dikenal dengan nama Gedung Siola yang merupakan akronim dari para pendirinya yakni Soemitro, Ing Wibisono, Ong, Liem, dan Aang.

Baca juga: Cerita Makam Peneleh, Bekas Kuburan Mewah Pejabat Belanda di Surabaya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemulung di Surabaya Mengaku Ditembak OTK dari Mobil Misterius

Pemulung di Surabaya Mengaku Ditembak OTK dari Mobil Misterius

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 24 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 24 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 24 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 24 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 24 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 24 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Surabaya
8.800 Orang Naik KA di Wilayah Daop 9 Saat Libur Waisak, Probowangi Jadi Favorit

8.800 Orang Naik KA di Wilayah Daop 9 Saat Libur Waisak, Probowangi Jadi Favorit

Surabaya
Buntut Kecelakaan Bus Rombongan SMP, Pemkab Keluarkan SE Imbau 'Study Tour' Dilakukan di Malang Raya

Buntut Kecelakaan Bus Rombongan SMP, Pemkab Keluarkan SE Imbau "Study Tour" Dilakukan di Malang Raya

Surabaya
Kandang Berisi 7.100 Ayam di Banyuwangi Terbakar Saat Pegawainya Masak Air

Kandang Berisi 7.100 Ayam di Banyuwangi Terbakar Saat Pegawainya Masak Air

Surabaya
Dilaporkan Tewas Kecelakaan, Pria di Ponorogo Ternyata Dibunuh Temannya, Terungkap Setelah 40 Hari

Dilaporkan Tewas Kecelakaan, Pria di Ponorogo Ternyata Dibunuh Temannya, Terungkap Setelah 40 Hari

Surabaya
Dugaan 'Microsleep' di Balik Kecelakaan Bus Rombongan SMP Asal Malang di Jombang yang Tewaskan 2 Korban

Dugaan "Microsleep" di Balik Kecelakaan Bus Rombongan SMP Asal Malang di Jombang yang Tewaskan 2 Korban

Surabaya
Di Balik Kasus Pembunuhan Kakek dan Balita di Situbondo, Pelaku Diduga Depresi Sepulang dari Bali

Di Balik Kasus Pembunuhan Kakek dan Balita di Situbondo, Pelaku Diduga Depresi Sepulang dari Bali

Surabaya
Polres Jombang Sita Rp 1 Miliar Uang Palsu, 4 Pelaku Ditangkap

Polres Jombang Sita Rp 1 Miliar Uang Palsu, 4 Pelaku Ditangkap

Surabaya
Gunung Semeru Keluarkan Asap Tebal Setinggi 1.000 Meter

Gunung Semeru Keluarkan Asap Tebal Setinggi 1.000 Meter

Surabaya
Mertua di Mojokerto Perkosa Menantu, Ancam Korban dengan Pisau

Mertua di Mojokerto Perkosa Menantu, Ancam Korban dengan Pisau

Surabaya
Isak Tangis Keluarga Iringi Pemberangkatan 732 Calon Jemaah Haji di Lumajang

Isak Tangis Keluarga Iringi Pemberangkatan 732 Calon Jemaah Haji di Lumajang

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com