Salin Artikel

Pabrik Narkoba di Rumah Elit Surabaya Ternyata Jaringan Malaysia, Produksi 6,87 Juta Butir Obat Terlarang

Dari penggerebakan tersebut, polisi mengamankan barang bukti antara lain 6,78 juta butir obat-obatan terlarang yang terdiri dari 1,08 juta butir pil carnophen dan 5,7 juta butir pil koplo (Double L).

Barang bukti tersebut diamankan dari tersangka MY.

Sementara barang bukti sabu seberat 8,9 kilogram sabu serta 2.884 butir ekstasi disita dari tersangka ADH. Pabrik tersebut sudah beroperasi sejak enam bulan terakhir.

MY dan ADH adalah residivis kasus serupa. MY pernah dipenjara selama lima tahun dan baru bebas pada tahun 2023.

Seperti MY, ADH juga dipenjara selama lima tahun dan baru bebas pada tahun 2022.

Terkait kasus tersebut, polisi menetapkan dua orang dalam daftar pencarian orang yakni KSM dan WD.

KSM adalah sosok penghubung dari tersangka ADH yang sudah malang melintang dalam bisnis haram tersebut.

"Ini pengembangan. ADH baru bebas 2023 dan MY baru bebas 2022. Rumah ini dikontrak, dengan catatan untuk produksi kopi. Kami akan kejar DPO," ujar Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Dirmanto, Senin (20/5/2024).

Jaringan Malaysia

Menurut Direktur Ditresnarkoba Polda Jatim Kombes Pol Robert Da Costa, barang bukti itu bersumber dari jaringan pengedar asal Asia Tenggara yakni Malaysia.

Biasanya, jaringan tersebut mengirim pasokan narkoba melalui jalur darat.

Mekanisme secara 'ranjau', yakni menggunakan sebuah mobil yang akan dikemudikan oleh beberapa orang kurir yang berbeda-beda.

"Sabunya beda tempat. Disimpan di rumah tersangka Kenjeran," katanya dalam Konferensi Pers di lokasi pabrik, Senin (20/5/2024).

Bahkan, tak jarang, jaringan tersebut juga mengandalkan jasa ekspedisi untuk pengiriman barang haram tersebut.

Setelah berhasil tiba di Pulau Jawa, barang haram tersebut akan distribusikan ke beberapa provinsi yang terdapat banyak penduduknya.

"Untuk jaringan sabu, sudah terindikasi berasal dari Jakarta, yang otomatis asal dari Malaysia," ujar dia.

Bahkan, Robert mengungkapkan, peredaran pasokan barang haram yang dikirim secara terselubung dan dikelola oleh tersangka ADP, dikendalikan oleh oknum narapidana yang berada di dalam sebuah lapas kawasan Jakarta.

"Ada jaringan lapas Jakarta, yang mengendalikan," jelasnya.

Terdapat alat pengaduk, pemasak, pembentuk hingga pengemasan, yang mirip dengan pabrik pembuatan kue kering rumahan.

Rumah dua lantai yang berlokasi di gang paling depan kompleks perumahan elit tersebut, berukuran luas sekitar 20 m x 10 m.

Terdapat enam ruangan di dalam rumah tersebut yang memiliki ukuran berbeda-beda. Masing-masing ruangan dihubungkan dengan lorong.

Direktur Ditresnarkoba Polda Jatim, Kombes Pol Robert Da Costa menunjukkan ruangan paling ujung yang difungsikan sebagai dapur rumah.

Di dalamnya terdapat tungku listrik yang disebut-sebut sebagai alat untuk meracik atau memasak adonan awal bahan pil narkotika.

"Ini barang-barangnya, mesinnya tersambung dengan listrik. Basic latar belakang para tersangka kami akan dalam," kata Robert yang didampingi Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Dirmanto, saat berada di pabrik narkotika rumahan itu, Senin (20/5/2024).

Robert tak menampik, mesin-mesin dan perkakas yang dimiliki para tersangka, sepintas mirip peralatan memproduksi jajanan kue.

"Iya (kayak alat buat kue atau roti). Ini ada alat pengering atau oven (pemanas). Jadi banyak alat yang dipunya untuk menghasilkan pil keinginan para tersangka," terang Robert.

Robert menambahkan, pabrik tersebut beroperasi pada malam hari untuk menghindari kecurigaan warga dan tetangga.

Bahka para tersangka telah mendesain area sisi belakang yang terdapat empat ruangan untuk menyimpan alat produksi obat-obatan terlarang itu, menjadi kedap suara.

"Nah, agar tidak ada suara, atau agar kedap kebisingannya. Setiap ruangan dikasih pelapis kayak karpet ini ya. Dia bekerjanya kan malam," jelas Robert.

Bahkan mereka sudah menyiapkan alibi jika ada tetangga yang menegur dengan mengatakan sedang memproduksi serbuk minuman untuk kopi.

"Biar tidak curiga, dia ngaku produksi kopi. Kalau ditanya orang-orang RT, ngaku buat kopi," ungkap Robert.

Sementara itu Kasubdit III Ditresnarkoba Polda Jatim AKBP Mirzal Maulana menambahkan ada sekitar lebih dari lima orang pekerja yang diajak para pelaku mengoperasikan mesin tersebut.

Mereka sedang diperiksa secara maraton oleh penyidik di Gedung Ditresnarkoba Mapolda Jatim.

"Ada pekerjanya sendiri. Masih didalami jumlahnya, lebih dari 5 orang," ujar Mirzal dia.

Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Dirmanto menambahkan, para tersangka akan langsung meninggalkan lokasi setelah berhasil memproduksi obat-obatan terlarang yang diinginkan mereka.

Hal itu sengaja dilakukan oleh mereka, guna mengantisipasi adanya pengejaran dari pihak aparat. Setelah pasokan narkoba habis, mereka akan kembali memproduksinya.

"Mereka jaringan, habis produksi lari," ujar Dirmanto.

Berisik saat malam hari

Teo, tetangga sekitar mengaku kaget dengan penggerebakan rumah yang berada di sebelahnya. Ia mengatakan rumah tersebut dikontrak sejak akhir tahun 2023.

"Ya kaget saja ada penggerebekan. Ya harapan lebih aman (diawasi lagi) tapi tindakannya cepat sekali. Iya harapan untuk RT lebih selektif soal warga. Iya lagi kecolongan," kata dia, Senin (20/5/2024).

Ia juga menyebut rumah tersebut sepi dan penghuninya tak bersosialisasi dengan warga sekitar.

"Kalau aktivitas sehari-hari, tak tahu saya. Jarang aktivitas. Kayaknya pas malam. Penghuninya juga engga pernah bersosialisasi dengan warga sekitar," katanya.

Namun Teo mengaku pernah mendengarkan kebisingan alat mesin yang bersumber dari dalam rumah itu pada malam hari sekitar pukul 22.00 WIB.

Teo sempat penarasan, hingga akhirna dia pun bertanya kepada penghuni rumah.

"Jam 22.00 ke atas, cuma sekali aja. Paginya saya tanya, kerja apa. Dia jawab; ow enggak, saya disuruh jaga," pungkasnya.

Sementara itu warga lain, Ronald mengatakan bahwa dua orang yang ditangkap tidak tinggal dan tidur di rumah tersebut.

Rumah tersebut sebenarnya telah berganti kepemilikan karena dijual. Namun warga tak mengetahui pemilik rumah yang mengontrakkan rumah kepada pelaku.

"Pindah kepemilikan perkiraan tahun sebelum covid. Gak lama menjelang covid. Itungannya 2016-an," ujar dia.

Sementara itu, Ketua RT 01, RW 05, JM Sitorus mengatakan, rumah tersebut dikontrak oleh dua orang pelaku sejak Oktober 2023.

Menurutnya jarang mendapati ada aktivitas di rumah tersebut. Ia memperoleh laporan, rumah tersebut ditinggali oleh beberapa orang. Namun tak ada penghuni rumah yang melapor ke RT.

"Gak ada izin sama sekali. Saat saya jalan pagi di sekitar gang ini. Sepertinya memang gak ada aktivitas di dalamnya," kata dia.

Oleh karena itu, JM Sitorus mengatakan, pihaknya akan kembali memperketat aturan bagi pendatang.

"Kami harap ada penghuni baru, wajib lapor. Dan warga lain yang tahu, ada penghuni baru, harus lapor ke kami," pungkas dia.

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Pengakuan Warga Soal Pabrik Narkoba di Rumah Elit Kertajaya Surabaya: Berisik Saat Malam Hari,

https://regional.kompas.com/read/2024/05/22/190900578/pabrik-narkoba-di-rumah-elit-surabaya-ternyata-jaringan-malaysia-produksi-6

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke