Salin Artikel

Perajin Payung Hias di Magelang Banjir Pesanan Jelang Waisak, Cuan Rp 30 Juta

Hal ini dialami oleh karang taruna Dusun Ngaran II, Desa/Kecamatan Borobudur. Karang Tarunan sudah sejak dua bulan lalu menerima pesanan sedikitnya 500 payung hias untuk rangkaian Tri Suci Waisak. Pesanan datang dari sejumlah lembaga Buddha.

Pemuda setempat, Adi Pramuningtyas mengatakan, ada beragam ukuran payung yang dirakit dan dihias, mulai diameter 50 cm, 80 cm, sampai 3 meter.

Payung dengan jalinan kayu dan bambu itu memang tidak dibuat dari nol. Payung itu "diimpor" dari Juwiring, Klaten. Para pemuda tinggal merakit lalu melukis dengan cat minyak atau cat tembok.

Sekilas bentuk payung hias mirip dengan payung untuk mengiringi pemakaman alias mutho. Warna-warni lagi gambar pada kain satin payung menghilangkan kesan seram itu.

"Memang mirip payung mutho, payung 'orang meninggal'. Tapi, kami kreasikan untuk dekorasi," tutur Adi, Jumat (17/5/2024).

Tahun ini karang taruna mendapat pesanan tiga payung raksasa berdiameter 3 meter dengan tema ke-Bhinekaan: gunungan wayang, kalpataru, dan burung merak. Sejak 2021, pesanan serupa dengan ragam tema selalu datang.

"Rata-rata, untuk diameter 50-80 cm, permintaan lukisan bunga teratai dan burung merak. Daun bodhi ada juga beberapa," paparnya.

Harga payung hias berbeda-beda berdasarkan ukuran. Untuk 50 cm seharga Rp 65.000. Sementara ukuran 80 cm sebesar Rp 95.000.

Lalu untuk ukuran raksasa bisa mencapai jutaan rupiah harganya. Misalnya, ukuran 3 meter tanpa dilukis seharga Rp 1,2 juta. Sedangkan dengan lukisan Rp 2-2,5 juta.

"Omzetnya kisaran Rp 25-30 (juta)," beber dia.

Kampung Homestay (dan Payung)

Dusun Ngaran II "mem-branding" sebagai "Kampung Homestay" dengan adanya puluhan rumah tinggal di lokasi tersebut. Merek dagang ini juga dikenal oleh masyarakat Borobudur.

Karang taruna setempat sebenarnya punya produk lain berkaitan dengan payung hias. Melalui sanggar Jejeg Art, mereka menawarkan paket wisata menghias payung. Hasilnya mirip dengan 'payung Waisak'.

"Sudah jalan sejak 2018, tapi by reservation. Selesai menghias bisa dibawa untuk jadi suvenir," kata Adi.

Dia menuturkan, usaha tersebut merupakan upaya melestarikan ingatan sejarah payung tradisional.

"Selain Kampung Homestay, di sini sebenarnya Kampung Payung juga," imbuhnya.

https://regional.kompas.com/read/2024/05/17/232456778/perajin-payung-hias-di-magelang-banjir-pesanan-jelang-waisak-cuan-rp-30

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke