Salin Artikel

Pengakuan Pria yang Bunuh Mantan Istri di Kota Mataram, Sakit Hati dan Cemburu

MATARAM, KOMPAS.com - Nyoman Ariana atau NA (40) hanya bisa pasrah setelah menyerahkan diri ke Polsek Sandubaya, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB). Lelaki dengan rambut disemir tipis warna keemasan ini hanya bisa menunduk di ruang tim penyidik Satuan Reskrim Polres Kota Mataram pada Senin (22/4/2024).

Masih mengenakan baju yang digunakannya saat menikam mantan istrinya di kamar kos di Lingkungan Karang Sidemen, Cilinaya, Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram, NA mengakui perbuatannya dan membeberkan alasannya ia tega membunuh mantan istrinya.

NA menuturkan, sebelum bercerai dia sudah menyimpan amarah dan cemburu pada Ni Kadek Budi Astusi. Dia menuduh mantan istrinya itu memiliki kekasih lain.

"Saya sempat cari istri saya di pasar (tempatnya jualan canang) tapi tidak ada, katanya pulang cuci baju. Saya cari ke rumah juga tidak ada, sejak itu saya mulai curiga dan cemburu," katanya.

Kecemburuannya menguat ketika memeriksa isi pesan istrinya dengan lelaki lain saat berada di pasar.

"Saya lihat chat-nya, kawan lelakinya bilang kalah judi dan butuh dipijat di kosnya, belum sempat istri saya balas saya rebut hp-nya, sejak itu saya sakit hati dan cemburu dan bercerai," tuturnya.

Setelah bercerai 6 bulan, NA mengaku tetap sakit hati dan cemburu karena masih cinta pada istrinya.

Saat kejadian, NA sengaja mencari mantan istrinya ke kos dan mengatakan agar berhenti bertemu lelaki yang menjadi penyebab mereka bercerai.

Mendengar itu, kata NA, korban marah, mereka lantas beradu mulut. NA menyadari apa yang dilakukan mantan istrinya bukan urusannya lagi.

"Saya cuma kasih tahu dia karena lelaki itu hanya memanfaatkan dia (mantan istri) saja, dia duluan emosi, dia memukul, ikut saya emosi, saya ambil pisau di dekat jendela kamar kosnya," kata NA.

NA juga mengatakan, mantan istrinya telah berjanji tidak akan menemui laki-laki yang diduga kekasih gelap istrinya dan fokus mengurus kedua anak mereka bersama-sama, tetapi mantan istrinya tidak menepati janji.

Bantah suka marah

NA membantah pernah menjual barang milik korban. Ia mengaku pernah menjual sepeda motor, tetapi motor yang diberikan korban. Ia juga membantah telah menjual ponsel milik korban.

"Menjual HP? HP siapa?" katanya.

NA mengakui setelah bercerai dia kerap bertemu mantan istrinya di kos dengan alasan mengurus kedua anaknya bersama.

Dia juga mengatakan, sepekan terakhir kedua anaknya jarang di kos tersebut karena berada di rumah orangtua korban.

"Baru seminggu ini mereka jarang di sana, biasanya tetap di kos," katanya.

Setelah melihat istrinya tak berdaya akibat pisau yang ditikam ke perutnya, NA yang mengaku masih mencintai mantan istrinya itu melarikan diri.

"Saya panik, saya langsung pergi, ada bapak kos di sana. Saya bingung waktu itu, saya muter-muter keliling, kebanyakan saya di pinggir pantai, dari Senggigi terus saya jalan ke arah utara," katanya dengan suara bergetar.

NA bahkan mengaku ingin bunuh diri, mengakhiri hidupnya agar bertemu dengan mantan istrinya.

"Semua kawan-kawan chat saya, mereka mengerti posisi saya, lebih baik saya mati ketemu istri saya," katanya sambil terisak.

Kasat Reskrim Polres Kota Mataram Kompol I Made Yogi Parusa Utama mengatakan, saat polisi melakukan pengejaran, pelaku menyerahkan diri ditemani tokoh masyarakat ke Polsek Sandubaya.

"Setelah kami melakukan interogasi awal, untuk sementara ini motif pelaku membunuh korban karena api cemburu, " kata Yogi.

Barang bukti yang dimankan di TKP adalah sebilah pisau yang ada di kos milik korban yang digunakan pelaku menikam mantan istrinya.

https://regional.kompas.com/read/2024/04/22/153409478/pengakuan-pria-yang-bunuh-mantan-istri-di-kota-mataram-sakit-hati-dan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke