Salin Artikel

Wabah African Swine Fever, 200-an Ternak Babi di Nagekeo Mati

“Data terbaru, di Kecamatan Boawae empat ekor, Kecamatan Aesesa, Desa Aeramo, kejadian sejak 24 Maret total 213 ekor, dan Desa Nangadhero 16 ekor.”

Demikian penjelasan Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Nagekeo, Klementina Dawo, saat dikonfirmasi dari Labuan Bajo, Kamis (11/4/2024).

Klementina menerangkan, babi yang mati menunjukkan sejumlah gejala, seperti demam tinggi serta pendarahan pada kulit dan organ tubuh lainnya.

"Demam tinggi, kehilangan nafsu makan, depresi, muntah, diare, perdarahan pada kulit dan organ tubuh," ujar Klementina.

Gejala tersebut, kata Klementina, merupakan gejala khas babi terserang ASF.

Bangkai babi dibuang sembarangan

Klementina mengatakan, salah satu penyebab menyebarnya ASF adalah masih ada warga yang membuang bangkai babi yang mati dengan gejala ASF ke parit.

Selanjutnya, lalat yang hinggap pada bangkai babi bisa menjangkiti ASF ke babi yang sehat.

Selain itu, penularan wabah ASF juga bisa melalui anjing yang memakan bangkai babi yang tertular virus tersebut.

Dinas Peternakan lantas mengimbau semua peternak untuk menguburkan bangkai babi yang mati dengan gejala ASF.

Perketat ternak dari luar daerah

Selain itu, untuk mencegah penyebaran ASF, Pemkab Nagekeo berbekal instruksi Bupati yang dikeluarkan pada 4 April 2024, menolak dan melarang pemasukan ternak babi dari luar wilayah.

Larangan juga berlaku untuk produk babi segar, seperti sei, roti babi, dendeng, dan daging babi hutan dari daerah tertular.

“Meningkatkan pengawasan baik oleh petugas dinas terkait maupun aparat desa di wilayah masing-masing terhadap ternak babi."

Pengawasan pun, kata dia, berlaku untuk produk babi antarkabupaten, kecamatan, dan desa, baik melalui jalur darat maupun laut.

Klementina lalu meminta masyarakat meningkatkan biosecurity, di mana hanya peternak atau petugas kandang yang boleh masuk ke kandang babi dan mendisinfeksi. 

“Tidak memberi makanan hasil limbah dari olahan babi ke ternak babi. Jika ternak sakit atau mati, segera dilaporkan ke petugas untuk diobservasi lebih lanjut."

"Sementara untuk babi yang mati harus dibakar lalu dikuburkan untuk mencegah penyebaran,” kata Klementina lagi.

https://regional.kompas.com/read/2024/04/11/161856578/wabah-african-swine-fever-200-an-ternak-babi-di-nagekeo-mati

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke