Salin Artikel

Warga Semarang Keluhkan Elpiji 3 Kg Langka, Pertamina: Beli ke Pangkalan Resmi

Hal itu membuat warga kesulitan untuk menyiapkan makanan saat buka puasa dan terutama saat sahur di Bulan Ramadhan.

Menanggapi hal itu, Area Manager Communication, Relations, & Corporate Social Responsibility (CSR) Regional Jateng PT Pertamina Patra Niaga, Brasto Galih Nugroho mengatakan, ketersediaan elpiji aman hingga lebaran.

"Parameter ketersediaan elpiji 3 kilogram di pangkalan elpiji kilogram resmi, bukan di pengecer," kata dia.

Ditanya soal gangguan distribusi karena cuaca ekstrem, Galih menegaskan jika pasokan ke agen dan pangkalan elpiji 3 kilogram sudah terpenuhi semua per Senin18 Maret 2024.

"Pangkalan resmi ada papan namanya," imbuh Galih.

Dia menjelaskan, sesuai surat Dirjen Migas No. T-190/MG.05/DJM/2023 tanggal 8 Januari 2023 perihal kewajiban penyediaan dan pendistribusian elpiji tabung kilogram, pangkalan diwajibkan mendistribusikan minimal 80 persen elpiji subsidi langsung kepada konsumen akhir mulai 1 Maret 2023.

"Sedangkan sebelumnya, peruntukkan untuk konsumen akhir adalah minimal 70 persen," paparnya.

Perubahan komposisi tersebut, lanjutnya, untuk memastikan distribusi elpiji kilogram lebih banyak dijual di pangkalan elpiji kilogram untuk konsumen akhir.

"Adapun sejatinya elpiji 3 kilogram adalah untuk rumah tangga, usaha mikro, petani sasaran, dan nelayan sasaran," kata dia.

"Ada varian elpiji nonsubsidi untuk menengah ke atas dan usaha di atas level mikro," paparnya.

Diberitakan sebelumnya, Andika Pratama, Warga Gajah Raya Kecamatan Gayamsari Semarang mengatakan, kelangkaan elpiji 3kg cukup menyiksa saat Bulan Ramadhan.

"Apalagi kalau saat sahur, kalau tak ada gas elpiji ya susah," jelasnya saat dikonfirmasi.

Sampai saat ini, Andika mengaku belum mendapatkan gas melon. Sejumlah warung yang ada di tempat tinggalnya juga masih pada kosong.

"Sudah beberapa hari. Sampai saat ini saya belum mendapatkan," paparnya.

Meskipun ada, lanjutnya, gas melon yang tersedia di warung harganya naik menjadi Rp 27.000 per-tabung.

"Padahal harga normalnya Rp 20.000-an," ujar Andika.

Untuk itu, dia berharap gas melon kembali ke harga normal dan tidak ada kelangkaan. Menurutnya, gas melon dapat membantu kebutuhan masyarakat yang kurang mampu.

"Penginnya gas tidak lagi langka. Kalau langka kan harganya pasti naik," imbuhnya.

Sementara itu, Hafidz warga Wates, Kecamatan Ngaliyan Semarang juga mengatakan hal yang sama.

"Sudah awal puasa susah dapat," ucap dia.

Hal yang sama juga dikatakan Saipul, pedagang gas melon di Gayamsari Semarang. Sampai saat ini dia belum mendapatkan kiriman elpiji.

"Padahal biasanya dua hari sekali," kata dia.

Kelangkaan gas melon membuatnya jadi sasaran amarah warga. Menurutnya, sudah banyak pembeli yang kecewa karena elpiji kosong.

"Mengeluh orang pada beli nggak ada gas. Dan permintaan banyak enggak ada stok sama sekali," ucap dia.

https://regional.kompas.com/read/2024/03/26/223608178/warga-semarang-keluhkan-elpiji-3-kg-langka-pertamina-beli-ke-pangkalan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke