Salin Artikel

Warga di Boyolali Meninggal karena Leptospirosis

BOYOLALI, KOMPAS.com - Seorang warga Kecamatan Nogosari, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, berjenis kelamin laki-laki berinisial KS (57) meninggal dunia karena penyakit leptospirosis.

leptospirosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira. Bakteri ini dapat disebarkan melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi, seperti tikus, anjing, babi, dan sapi.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali, Puji Astuti mengatakan, temuan kasus leptospirosis ini bermula saat KS yang sehari-hari bekerja sebagai petani mengalami sakit demam, diare dan sakit kepala pada 10 Maret 2024.

KS menjalani perawatan sendiri dengan cara membeli obat di apotek.

"Kronologisnya itu mulai tanggal 10 Maret 2024 yang bersangkutan sudah mulai sakit demam, pusing, diare. Tapi beli obat sendiri di apotek," kata Puji dihubungi wartawan, Senin (25/3/2024).

Setelah membeli obat di apotek, KS kembali sehat. Kemudian pada 15 Maret 2024, kata Puji, KS kembali jatuh sakit. Seluruh badan KS sakit semua. KS kemudian mengkonsumsi obat sendiri.

"19 Maret atau sembilan hari dari gejala pertama itu baru dia periksa ke dokter dengan keluhan mual, muntah dan capek. Terus dibawa ke Puskesmas Gondangrejo, Karanganyar. Karena ruangannya penuh pulang dia (KS) tidak jadi dirawat," ungkap dia.

Keluarga KS kemudian mengundang dokter dari klinik untuk datang ke rumahnya. Pihak dokter klinik menyarankan KS dirujuk ke rumah sakit.

KS akhirnya dibawa ke rumah sakit di Solo untuk menjalani perawatan pada 20 Maret 2024. Kemudian pada 21 Maret KS dinyatakan meninggal dunia.

"Jadi tanggal 20 Maret masuk rumah sakit. Tanggal 21 Maret pasien henti jantung, henti napas jam 2 lebih 11 menit. Jadi kami mengetahuinya setelah ada pelaporan kematian itu dari puskemas," kata dia.

Menurut dia, KS dirujuk ke rumah sakit di Solo tanpa melalui puskesmas di Boyolali. Sehingga pihaknya baru mengetahui warganya terjangkit leptospirosis dari rumah sakit.

"Ini menurut hasilnya kalau yang dari kita terima, leptospirosis," ungkap dia.

Dikatakan Puji, kematian KS merupakan kasus kedua leptospirosis di wilayah Boyolali pada tahun 2024. Hanya saja untuk kasus pertama pasien kembali pulih atau sehat.

"(Leptospirosis) ini kasus kedua. Pertama sehat tidak apa-apa," kata Puji.

Berdasarkan data kasus liptospiroris di Boyolali pada tahun 2022 ditemukan ada 17 kasus dengan angka kematian tiga. Kemudian tahun 2023 ada 15 kasus dengan kematian empat.

https://regional.kompas.com/read/2024/03/25/122928478/warga-di-boyolali-meninggal-karena-leptospirosis

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke