Salin Artikel

Banjir Masih Merendam Pusat Kota Grobogan, Akses Perekonomian Lumpuh

Aktivitas perekonomian pun lumpuh lantaran sebagian besar akses jalan protokol hingga permukiman terendam banjir.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, hingga malam sekitar pukul 18.00 WIB, banjir masih bertahan menggenangi pusat kota meski surut sekitar 40 centimeter. Banyak pengendara motor dan mobil nekat menerjang banjir hingga berujung kemacetan.

Memasuki hari keempat, kedalaman banjir di Purwodadi umumnya sekitar 50 centimeter. 

Misalnya banjir di jalan beraspal yang mengelilingi kawasan Alun-alun Purwodadi yang dijadikan kompleks perkantoran Pemkab Grobogan, Perhutani KPH Purwodadi, Kejaksaan Grobogan, DPRD Grobogan, Disporabudpar Grobogan dan Masjid Agung Baitul Makmur.

Banjir terparah terjadi di jalan sekitar Pasar Purwodadi, Jalan Kolonel Sugiono, Jalan MT Haryono, Jalan S Parman dan Jalan Piere Tendean yang mencapai 70 centimeter.

Warga pun masih menutup sejumlah akses jalan menggunakan palang bambu dan kursi kayu. Sebagian warga pun lebih memilih bertahan di rumah menunggu banjir surut dan sisanya mengungsi.

Banjir di lingkungan Jajar, Jagalan, Jengglong, Jetis, Plendungan, Kuripan, Kemasan, Kauman dan lainnya masih bertahan sekalipun air berkurang.

Sejumlah pertokoan, perkantoran, pasar, sekolah serta pusat perbelanjaan juga masih diliburkan.

Agus Setiawan (55), warga kampung Kauman, Purwodadi, mengaku pasrah rumahnya tergenang banjir setinggi 50 cm dan hingga kini tak kunjung surut. Pekerja serabutan ini pun kelimpungan lantaran tak sempat menyelamatkan televisi yang baru dibelinya. Pun demikian barang elektronik lainnya juga ikut terendam.

"Biasanya banjir hanya sampai jalan dan nggak masuk rumah. Kemarin saya tinggal kerja, pulang rumah sudah begini. Apes," kata Agus.

Berdasarkan hasil kaji cepat yang dihimpun tim Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BPBD Kabupaten Grobogan per Jumat (15/3/2024) malam, banjir menerjang 113 desa yang berada di 13 dari total 19 kecamatan di daerah itu.

Dengan kata lain, 68 persen wilayah Kabupaten Grobogan telah terdampak banjir.

Tercatat sebanyak 6.746 rumah yang dilaporkan terendam banjir. Satu rumah rusak berat dan delapan lainnya rusak ringan.

Selain itu, 65 fasilitas pendidikan terdampak, empat tanggul sungai jebol dan lahan pertanian seluas 5.352,5 hektare terendam sehingga terancam gagal panen. 

"667 jiwa mengungsi," kata Kepala Pelaksana BPBD Grobogan Endang Sulistyoningsih.

Dijelaskan Endang, banjir kali ini lebih besar jika dibanding dengan kejadian serupa di awal Februari lalu. Meluasnya banjir ditengarai karena wilayah hulu Sungai Lusi terus mengirim debit air, ditambah cuaca hujan dengan intensitas tinggi.

"Untuk kebutuhan logistik dan makanan bagi warga terdampak, Pemkab Grobogan bersama seluruh unsur forkopimda telah mendirikan dapur umum di 43 titik," terang Endang.

Sekda Grobogan Anang Armunanto mengatakan, secara topografi wilayah Kabupaten Grobogan merupakan daerah dataran rendah berupa cekungan yang diapit oleh Pegunungan Kapur Utara (utara) dan Pegunungan Kendeng (selatan).

Kondisi itu juga diduga menjadi salah satu faktor penyebab banjir di Grobogan masih bertahan sejak dua hari sebelumnya.

"Banjir akibat kiriman air dari wilayah Timur atau hulu yang diguyur hujan lebat berhari-hari. Akibatnya pintu Bendungan Dumpil, Ngaringan dibuka hingga air Sungai Lusi meluap. Sesuai SOP juga, Bendungan Kecamatan Klambu juga sudah dibuka untuk mengatasi banjir. InshaAlloh jika cuaca baik, banjir segera surut," kata Anang 

https://regional.kompas.com/read/2024/03/16/201109078/banjir-masih-merendam-pusat-kota-grobogan-akses-perekonomian-lumpuh

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke