Salin Artikel

Banjir di Genuksari Kota Semarang Masih Satu Meter, Warga Tetap Enggan Mengungsi

Genuksari menjadi salah satu yang masih terendam banjir dengan ketinggian lebih dari satu meter hingga Jumat (15/3/2024).

Sebanyak 11 RW yang terdiri dari 5.648 KK atau setara 18.147 jiwa terdampak banjir selama tiga hari terakhir.

Kendati banjir di Kecamatan Genuk terbilang parah, tapi sebagian besar warga enggan mengungsi dan memilih tetap menetap di rumahnya.

"Genuksari yang terdampak 5.648 KK, 188.147 jiwa. Kalau se-Kota Semarang 630 warga yang mengungsi," ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Endro Pundyo Martantono, melalui pesan singkat, Jumat (15/3/2024).

Pantuan Kompas.com di Genuksari, hanya sedikit warga yang memilih untuk mengungsi. Kebanyakan merupakan lansia dan warga yang membutuhkan pengobatan atau perawatan medis.

"Paling parah di Genuk, Kelurahan Trimulyo dengan ketinggian banjir satu meter lebih," beber Endro.

Pukul 13.00 WIB tim Damkar Semarang mengevakuasi warga RW 008 Kelurahan Genuksari.

Terlihat seorang ibu menggendong anjing peliharaannya turun dari perahu karet.

Kemudian, seorang lansia di sebelahnya duduk di atas kursi roda juga diangkut keluar oleh sejumlah petugas damkar.

Kompas.com menyusuri RW 007 hingga 008 Genuksari. Ketinggian air mencapai pinggul orang dewasa. Namun, kebanyakan warga masih terlihat menghuni rumahnya.

Bahkan, di sepanjang jalan kampung banyak anak-anak bermain di tengah genangan banjir. Beberapa warga juga mencari ikan dengan jaring atau alat pancing.

Bagi yang rumahnya tenggelam, warga mengungsi di rumah saudara, tetangga atau masjid terdekat dengan rumahnya.

"(Enggak ngungsi?) Nunggu aba-aba dulu, soalnya ini kan udah mulai surut enggak hujan lagi, jadi bertahan dulu, di rumah ada 8 orang keluarga besar, enggak ada yang ngungsi," kata Juli, salah satu warga RW 007.

Untuk melakukan evakuasi, BPBD Kota Semarang dan tim gabungan telah menerjunkan lebih dari 300 personel di titik bencana.

Tim menggunakan perahu karet dan perahu biasa untuk mengevakuasi warga dari rumah ke pengungsian.

Kendati warga memilih menetap, sejumlah sekolah terendam banjir dan tidak ada kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu anak-anak korban banjir lebih banyak bermain air.

Kantor Kecamatan Genuk dan Puskesmas Pembantu di Genuksari juga terendam. Kini tak ada pelayanan di sana.

"Ketimbang tahun-tahun sebelumnya, ini yang paling parah sih. Apalagi pas bulan puasa," ungkap Juli.

https://regional.kompas.com/read/2024/03/15/191931778/banjir-di-genuksari-kota-semarang-masih-satu-meter-warga-tetap-enggan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke