Salin Artikel

Cuaca Ekstrem di Lombok Barat, 25 Rumah Rusak dan 32 Pohon Tumbang

LOMBOK BARAT, KOMPAS.com - Cuaca ekstrem berupa hujan disertai angin kencang terjadi di sejumlah titik di wilayah Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Senin (11/3/2024).

Atas kejadian tersebut, sebanyak 25 unit rumah warga rusak parah hingga tidak dapat dihuni.

"Iya ada 25 rumah warga rusak serius, terjadi di 5 titik, yakni 12 rumah di Kecamatan Kuripan, 5 di Sekotong, 4 di Labuapi, 3 di Gedung dan 1 di Kediri," kata Kabid Darurat dan Logistik BPBD Lombok Barat, Hartono Ahmad melalui sambungan telepon.

Selain rumah rusak, sejumlah pohon tumbang juga terjadi di sejumlah lokasi, yang terbanyak di Kecamatan Gerung sebanyak 19 titik.

"Kalau yang pohon tumbang, 32 titik, ada di Kecamatan Gerung 19 titik, kemudian di Labuapi 5 pohon tumbang, di sejumlah titik lainnya di Kecamatan Kediri, Kuripan dan Sekotong," kata Ahmad.

Saat ini korban terdampak rumah roboh karena cuaca ekstrem sudah terdata, dan tidak ada laporan korban jiwa.

"Warga yang mengalami kerusakan rumah sudah terdata dan beberapa warga sudah diberi bantuan terpal dan selimut, sementara untuk jalur yang tertimpa pohon tumbang, sudah bisa dilewati kendaraan dengan lancar dan aman," kata Ahmad.

Peringatan dini cuaca ekstrem

Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Zainul Abdul Majid mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem selama 6 hari ke depan di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB).

Peringatan dini tersebut terhitung sejak Minggu (10/3/2024) hingga Sabtu (16/3/2024) mendatang.

Kepala Stasiun Meteorologi ZAM Satria Topan Primadi mengatakan, BMKG memonitor perkembangan kondisi cuaca di seluruh wilayah Indonesia saat ini menunjukkan signifikansi dinamika atmosfer yang berdampak pada potensi peningkatan curah hujan disejumlah wilayah di Indonesia.

"Kondisi atmosfer menunjukkan aktifnya beberapa fenomena yang mendukung pembentukan awan hujan yang cukup intensif dalam beberapa waktu ke depan di antaranya aktifnya gelombang atmosfer equatorial rossby serta aktifnya madden julian oscillation (MJO) di wilayah Indonesia," kata Satria dalam keterangan tertulis.

Selain itu, terpantau sirkulasi siklonik di Samudera Hindia sebelah barat daya Lampung yang membentuk daerah pertemuan angin (konvergensi) di wilayah NTB.

"Hal tersebut dapat meningkatkan aktifitas konvektif dan potensi pertumbuhan awan-awan hujan di beberapa wilayah Indonesia termasuk NTB dalam beberapa hari kedepan," kata Satria.

https://regional.kompas.com/read/2024/03/12/064757878/cuaca-ekstrem-di-lombok-barat-25-rumah-rusak-dan-32-pohon-tumbang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke