Salin Artikel

Makan Bajambau, Tradisi Sambut Ramadhan di Kampar yang Diikuti Warga Malaysia

PEKANBARU, KOMPAS.com - Warga Dusun Jawi Jawi, Desa Persiapan Jawi Jawi, Kecamatan Kampa, Kabupaten Kampar, Riau, kembali mengadakan tradisi Makan Bajambau dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan.

Makan Bajambau merupakan tradisi turun temurun di Dusun Jawi Jawi. Makan Bajambau yang berarti makanan yang dihidangkan dan disantap bersama-sama oleh warga.

Tradisi ini rutin diadakan untuk mempererat tali silaturahmi antar warga menjelang puasa.

Seperti biasanya, tradisi Makan Bajambau di Dusun Jawi Jawi diadakan beberapa hari menjelang puasa. Acara ini diadakan hari Jumat.

Pagi menjelang siang, Jumat (8/3/2024), para ibu-ibu berbondong-bondong membawa beragam masakan.

Pantauan Kompas.com, ada tiga tempat Makan Bajambau, yaitu di teras masjid, musala, dan aula, yang letaknya berdekatan.

Makanan sendiri disusun rapi memanjang dan siap santap.

Di sekitar lokasi, panitia acara memasang tenda dan menyediakan kursi tempat duduk. Warga pun terlihat sangat ramai berkumpul, dari anak-anak hingga orang dewasa. 

Usai shalat jumat, kaum pria langsung duduk di tempat makanan yang sudah dihidangkan.

Diawali dengan doa, warga mulai Makan Bajambau dengan lahapnya. Mereka sengaja tak makan nasi agar bisa makan bersama-sama.

Ketua Panitia Makan Bajambau, Amiruddin mengatakan, Makan Bajambau tahun ini lebih ramai dibanding tahun sebelumnya. 

"Kita bersyukur masih bisa berkumpul untuk menjalin hubungan silaturahmi masyarakat Dusun Jawi Jawi menjelang Ramadhan," ucap Amiruddin saat diwawancarai wartawan usai Makan Bajambau, Jumat.

Dia menyebut, tradisi Makan Bajambau rutin diadakan setiap tahun menjelang puasa.

"Rutin setiap tahun. Ini merupakan Makan Bajambau yang ke 19 tahun," sebutnya.

Selain Makan Bajambau, juga sekaligus menyantuni anak-anak yatim. Warga memberikan santunan sebagai bentuk kepedulian terhadap anak-anak yatim.

Amiruddin menegaskan, tradisi Makan Bajambau akan terus diadakan di Dusun Jawi Jawi. Tidak akan hilang karena kemajuan zaman.

Sebab, melalui tradisi inilah masyarakat bisa berkumpul dan makan bersama-sama sekaligus bersilaturahmi.

"Insya Allah, tradisi ini tidak akan pernah hilang di Dusun Jawi Jawi. Karena dari tradisi Makan Bajambau inilah kita bisa berkumpul dan bersilaturahmi. Pesan kita kepada generasi muda, agar dapat meneruskan tradisi ini," kata Amiruddin.

Tradisi Makan Bajambau ini, rupanya menarik perhatian warga negara tetangga, Malaysia.

Seorang warga Malaysia, Nurmayati (60), jauh-jauh datang ke Indonesia untuk mengikuti Makan Bajambau di Dusun Jawi Jawi.

"Saya dari Seremban, Malaysia. Saya sengaja datang ke Indonesia, khusus untuk mengikuti tradisi Makan Bajambau ini," ujar Nurmayati ketika diwawancarai Kompas.com.

Dia datang seorang diri. Keluarganya tak bisa ikut karena kesibukan kerja.

"Sebelumnya sudah sepakat pergi sama keluarga. Tapi, karena mereka sibuk kerja, jadi saya pergi sendiri," sebutnya.

Nurmayati mengaku, sudah lama mengetahui adanya tradisi Makan Bajambau di Dusun Jawi Jawi. Informasi itu ia peroleh dari media sosial dan juga media massa.

Ia pun menjadi tertarik untuk mengikuti Makan Bajambau tersebut.

"Saya lihat di media sosial sama berita di televisi ada tradisi Makan Bajambau di Dusun Jawi Jawi Jawi. Sudah lama saya mau ikut, tapi baru sekarang ada waktu. Alhamdulillah, akhirnya saya bisa datang dan menikmati momen ini bersama warga di sini," kata Nurmayati dengan bahasa Melayu.

Nurmayati mengaku terharu melihat kekompakan dan ramahnya warga Dusun Jawi Jawi. Sebab, momen seperti ini sudah sulit ditemui di era modern.

"Saya senang dan bahagia sekali bisa ikut Makan Bajambau ini. Kalau kita kat (di) Malaysia kan susah nak buat macam ini, karena kesibukan kerja. Makanya dari dulu ingin sekali ikut. Saya bersyukur diterima dengan baik. Warganya sangat ramah menyambut kedatangan saya," ungkap Nurmayati.

Wanita berkerudung ini juga memuji makanan yang dihidangkan. Semuanya enak-enak.

Terlebih menu 'Punju Ikan', makanan khas Kampar yang menjadi makanan terenak bagi Nurmayati.

'Punju Ikan' ini adalah ikan sungai yang dimasak menggunakan daun pisang kemudian dikukus.

"Alhamdulillah, semuanya enak masakannya. Yang paling enak itu 'Punju Ikan', khas sekali masakannya," sebut Nurmayati.

Bila panjang umur, Nurmayati berencana datang kembali mengikuti tradisi Makan Bajambau tahun berikutnya.

"Semoga ada kesempatan lagi, saya ke sini lagi sama keluarga," tambah Nurmayati.

https://regional.kompas.com/read/2024/03/08/232721678/makan-bajambau-tradisi-sambut-ramadhan-di-kampar-yang-diikuti-warga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke