Salin Artikel

Kasus DBD di Sumbawa Terus Meningkat, Sudah 97 Kasus pada 2024

Fakta ini perlu diwaspadai. Masyarakat diminta menjaga kebersihan lingkungan demi menekan peningkatan kasus DBD.

Kabid Pencegahan Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan (P3PL) Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa Sarip Hidayat menjelaskan, peningkatan kasus demam berdarah di kabupaten Sumbawa terjadi karena beberapa faktor.

Diantaranya seperti curah hujan yang cukup tinggi, padat pemukiman dan kebiasaan membuang sampah di sembarang tempat.

Disebutkannya, pada awal 2024 sudah terjadi 97 kasus DBD.

“Hingga saat ini sebanyak 97 kasus demam berdarah terjadi. Karena itu diperlukan pemahaman dan kesadaran masyarakat akan bahayanya DBD." 

"Terutama pada kawasan padat pemukiman dengan tidak membuang sampah di sembarang tempat. Sebab dapat membantu mengurangi perkembangbiakan nyamuk terutama saat musim hujan seperti saat ini,” kata Sarip, Jumat (8/3/2024).

Menurutnya, kasus DBD tertinggi terjadi pada rentan waktu dari Desember sampai dengan Mei.

Kemudian angka tertinggi DBD terjadi di kecamatan yang padat penduduk seperti kecamatan Sumbawa terjadi 46 kasus DBD, Kecamatan Moyo Hilir 9 kasus, Kecamatan Labuhan Badas 13 kasus.

Kecamatan Empang 8 kasus, Kecamatan Unter Iwes 7 kasus, Kecamatan Moyo Utara 2 kasus, Kecamatan Buer 3 kasus, Kecamatan Moyo Utara, Moyo Hulu dan Lopok masing-masing terjadi 2 kasus.

Kemudian Kecamatan Lape, Lenangguar, Batulanteh, Alas dan Alas Barat masing-masing terjadi satu kasus.

“Saat musim hujan seperti saat ini diperlukan adanya gerakan Jumantik yakni juru pemantau jentik di masing-masing rumah dan selalu menjaga kesehatan dengan membersihan lingkungan,” sebutnya.

Ia menjelaskan terdapat dua jenis nyamuk yang paling sering menyebarkan virus dengue ini yaitu aedes aegypti dan aedes albopictus.

Nyamuk ini sering ditemukan baik di dalam maupun di sekitar pemukiman.

“Banyak orang tidak mengalami tanda atau gejala infeksi DBD. Ketika gejala benar-benar terjadi disalahartikan sebagai penyakit lain seperti flu."

"Biasanya gejala akan muncul mulai empat hingga 10 hari setelah digigit nyamuk. Penyakit ini bisa menyebabkan demam tinggi hingga 40 derajat Celsius, sakit kepala, nyeri otot, tulang atau sendi, mual dan muntah, sakit di belakang mata, kelenjar bengkak dan ruam,” jelasnya.

Pemerintah Kabupaten Sumbawa mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan dan tetap waspada.

Harus menerapkan langkah antisipasi seperti pemberantasan sarang nyamuk (PSN), mengingat iklim yang ekstrem mempengaruhi pola kembang biak nyamuk yang lebih cepat.

"Langkah PSN Ini untuk mengantisipasi atau mencegah nyamuk aedes aegypti berkembangbiak lebih banyak," katanya.

Selain itu, penguatan layanan promosi kesehatan melalui Puskesmas Keliling juga dimasifkan untuk edukasi pemberantasan sarang nyamuk.

"Kalau tidak ada tempat berkembang nyamuk, maka tidak ada kasus. Kami harap orangtua segera membawa anak ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala," pungkas Sarip.

https://regional.kompas.com/read/2024/03/08/095140778/kasus-dbd-di-sumbawa-terus-meningkat-sudah-97-kasus-pada-2024

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke