Salin Artikel

Tangisan Fatimah Melihat Video Anaknya yang Masih SD Ditelanjangi dan Ditendang Teman Sekolah

Video perundungan HA viral di media sosial. Terekam korban ditelanjangi dan ditendang oleh temannya. Setelah merundung korban, terekam pelaku yang tertawa memberikan celana milik korban.

Selain itu terekam korban dalam kondisi pasrah mengambil baju miliknya yang ada di lantai dalam kondisi basah.

Fatimah (40), ibu korban mengaku menangis dan hatinya sangat teriris saat tahu anak keduanya jadi korban perundungan.

Selain itu ia mengaku sakit hati setiap melihat rekaman tersebut. Menurut Fatimah, awalnya ia tak tahu anaknya di-bully oleh teman-temannya.

"Saya awalnya enggak tahu, anaknya enggak cerita. Cuma beberapa hari setelah itu, saya dipanggil oleh guru, terus dikasih tahu video itu," ujar Fatimah saat ditemui di kediamannya di Kabupaten Cirebon, Rabu (6/3/2024).

Menurut Fatimah, perundungan tersebut terjadi pada Sabtu (24/22/2024). Hari itu, menurut Fatimah, anaknya pulang lebih cepat dari biasanya.

Namun saat pulang ke rumah, HA dalam kondisi marah-marah.

"Mungkin dia enggak berani ke teman-temannya, jadi marah-marahnya itu di rumah," ujar Fatimah.

Menurut Fatimah, hari itu ia dalam kondisi sakit sehingga tak bertanya alasan sang anak marah-marah.

Ia baru mengetahui kondisi anaknya, empat hari setelah kejadian. Pada Rabu (28/2/2024), Fatimah datang ke sekolah untuk memenuhi panggilan mediasi.

Saat itulah Fatimah mengetahui kejadian yang dialami sang putra.

Fatimah mengaku tak kuasa menahan tangis mendengar itu, apalagi saat guru menunjukkan rekaman video ketika anaknya dirundung.

"Anak saya itu tidak ngasih tahu, diam saja. Cuma ngamuk-ngamuk di rumah. Hati saya sakit banget waktu lihat video anak saya ditelanjangi dan ditendang," ujarnya.

Fatimah mengatakan saat itu ia berusaha ikhlas dan mencoba memaafkan para pelaku. Namun video perundungan itu tersebar dan viral di media sosial.

Fatimah berharap, kejadian yang menimpa anaknya bisa menjadi pelajaran agar para pelaku maupun anak-anak lainnya tidak melakukan hal tersebut.

"Senakal-nakalnya anak, seharusnya tidak seperti ini," ujar Fatimah.

Terjadi di jam istirahat

Menurut wali kelas, Tia Istianah, ada tiga siswa yang terlibat dalam perudungan tersebut. Dari tiga siswa, dua anak melakukan pemukulan dan satu anak merekam.

Tia mengatakan perundungan tersebut terjadi saat jam istirahat.

"Jadi kronologinya itu bukan terjadi di sekolah, ya, Pak, tapi di madrasah yang ada di dekat sekolah," ujar Tia saat ditemui di sekoah pada Rabu (6/4/2024).

Tia menjelaskan pihak sekolah baru tahu perundungan tersebut pada Rabu (28/2/2024) setelah ada teman korban yang melapor ke guru.

Saat kejadian, menurut Tia, tidak ada guru di lokasi karena perundungan terjadi di luar sekolah. Selain itu sang guru rapat di dinas usai mengajar.

"Saat itu belum viral, viralnya itu baru hari ini," ujar dia.

Saat mengetahui kejadian tersebut, pihak sekolah langsung memanggil anak-anak yang terlibat termasuk orangtuanya.

Dari pertemyan terungkap bahwa perundungan berawal saat korban mengejek pelaku bahwa sepeda miliknya dijual.

"Sepeda itu memang dijual, jadi mungkin emosinya anak masih labil jadi seperti itu," ujar dia.

Namun setelah video perundungan itu viral di media sosial, pihak sekolah bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Indramayu, serta Polres Indramayu memediasi orangtua para pelaku perundungan dan korban.

Keluarga korban lapor polisi

Kasus tersebut dilaporkan oleh keluarga korban ke Polres Indramayu pada Rabu (6/3/2024).

Ibu korban, Fatimah mengatakan ayah korban baru mengetahui kejadian yang menimpa anaknya karena baru pulang melaut mencari ikan.

Menurut Fatimah, suaminya meminta bantuan paman HA untuk membuat laporan ke polisi.

"Kata Om-nya biar anaknya jera. Karena ini bukan kasus biasa, ini pembullyan.Senakal-nakalnya anak biasanya enggak kayak gini. Masa ditelanjangin, ditendang-tendang," ujar dia.

Mediasi antara keluarga korban dan para pelaku sudah tiga kali dilakukan. Terakhir, mediasi dilakukan langsung oleh Bupati Indramayu Nina Agustina.

Korban dan pelaku bullying termasuk para orang tuanya dipanggil Nina Agustina ke sekolah.

"Kita inginnya damai, tapi tadi dari pihak keluarga sudah memakai kuasa hukum ya. Sudah dilaporkan ke polisi," ujar Nina.

Nina berharap kejadian tersebut menjadi pelajaran bagi semua pihak.

"Kepada keluarga kita harapkan terjadi perdamaian karena anaknya jadi stres semua sekarang, mereka bingung," ucap dia.

Menurut Nina, setelah kejadian tersebut, korban dan pelaku sudah kembali ke sekolah serta bermain bersama.

"Cuma karena kejadian ini dilaporkan, mereka agak stres, agak panas dingin semua," ujar dia.

Artikel ini telah tayang di TribunCirebon.com dengan judul Keluarga Bawa Kasus Perundungan yang Viral di Indramayu ke Jalur Hukum, Bupati Harap Ada Perdamaian

https://regional.kompas.com/read/2024/03/07/190900178/tangisan-fatimah-melihat-video-anaknya-yang-masih-sd-ditelanjangi-dan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke