Salin Artikel

2.000 Warga Jateng Terjangkit DBD Sepanjang 2024, Paling Banyak Menginfeksi Siswa SD

SEMARANG, KOMPAS.com - Tercatat 2.000 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sepanjang Januari hingga Februari 2024 di Jawa Tengah.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Tengah mencatat, anak usia SD menjadi golongan yang paling banyak terinfeksi nyamuk Aedes aegypti, penyebab DBD.

Hal itu disampaikan Sub Koordinator Penyakit Tak Menular dan Menular Dinkes Jateng, Arfian Nevi saat wawancara melalui sambungan telepon, Selasa (5/3/2024).

Menurutnya, banyak tempat perindukan nyamuk Aedes aegypti di lingkungan sekolah dan rumah. Kondisi ini membuat anak-anak rentan terkena DBD.

"Sebagian besar anak usia sekolah tingkat SD. Penyebabnya bisa karena ada tempat perindukannya. Artinya ada genangan air di lingkungan sekolah dan sekitar rumah," kata Arfian.

Dia menjelaskan, selama musim penghujan pengelolaan sampah yang buruk sangat berpotensi menjadi tempat perindukan nyamuk Aedes aegypti.

Sehingga sedikit tumpukan sampah plastik atau botol yang terkena genangan air hujan dapat menjadi sarang tumbuhnya nyamuk tersebut.

"Kemudian yang membuka peluang tergigit kalau anak-anak SD pakai celana pendek, sehingga lebih mudah tergigit nyamuk, nyamuk menggigit di pagi hari," imbuhnya.

Untuk itu, dia mengimbau agar masyarakat melakukan langkah pencegahan dengan langkah Menguras, Menutup dan Mengubur (3M) dan rutin memantau jentik di rumah dan di lingkungan sekolah.

"Artinya setiap rumah bangynan paling tidak ada 1 orang pemantau jentik, jadi istrilahnya ada gerakan 1 rumah 1 jumantik baik di sekolah termasuk di rumah," lanjutnya.

Kemudian bila suatu titik sudah terjadi sebaran kasus DBD, pemerintah akan turun melakukan semprotan fogging untuk membasmi nyamuk Aedes aegypti di titik itu.

"Kalau fogging ada syaratnya harus ada kasus positif kalau tidak ada kasus enggak efektif. Dan foging bahan kimia, kalau enggak tepat sasaran, bisa berdampak burukl untuk makhluk hidup terutama kita sendiri dan hewan," katanya.

Dia menilai 3M lebih efektif karena membasi jentik. Sedangkan foging hanya membunuh nyamuk dewasa.

Upaya ini menjadi penting mengingat sebanyak 67 warga Jateng dilaporkan meninggal setelah terkena DBD.

"Di tahun 2024, periode bulan Januari-Februari kasusnya ada 2.000, yang meninggal ada 67 orang. Tertinggi di Jepara 16 kasus, Kendal 13 kasus," beber Arfian.

Arfian menjelaskan Kabupaten/kota dengan angka kematian terbanyak yakni Jepara dan Kendal.

Jepara sebanyak 16 kasus kematian dan Kendal 13 kasus.

Kendati demikian, kasus DBD 2024 ini dia sebut jauh menurun dibanding tahun sebelumnya pada periode yang sama, yakni Januari-Februari 2023, yakni sejumlah 6.656 pasien DBD dan pasien meninggal 143.

https://regional.kompas.com/read/2024/03/05/110748078/2000-warga-jateng-terjangkit-dbd-sepanjang-2024-paling-banyak-menginfeksi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke