Salin Artikel

Hujan Tak Menentu, Petani Padi di Sikka Terancam Gagal Panen

SIKKA, KOMPAS.com - Sejumlah petani di Kecamatan Magepanda, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), terancam mengalami gagal panen lantaran hujan yang tidak menentu.

Rikardus Bajo (33), petani di Desa Wodamude, Kecamatan Magepanda, mengungkapkan, hampir sebulan terakhir intensitas hujan di wilayah itu mulai menurun.

Padahal, kata dia, pada tahun-tahun sebelumnya, musim penghujan berlangsung mulai akhir bulan Desember hingga Maret.

"Tahun ini hujan sangat kurang, kalau sampai akhir bulan Februari ini kondisinya masih seperti ini kemungkinan terancam gagal panen," ujar Rikardus saat ditemui Kompas.com di Desa Wodamude, Senin (4/3/2024).

Rikardus menuturkan, kondisi tersebut membuat para petani terpaksa menggunakan mesin penyedot air untuk mengaliri lahan persawahan.

Akibatnya, biaya yang dikeluarkan membengkak. Anggaran yang seharusnya digunakan untuk keperluan lain seperti pupuk dan pestisida terpaksa dialihkan untuk belanja bahan bakar minyak (BBM) jenis solar.

"Kita harus pakai mesin sedot, satu minggu butuh solar 100 liter sekitar Rp 700.000. Kalau lahan yang luas pasti butuh BBM lebih dari 100 liter," kata dia.

Petani lain, Yakobus Bura (47) mengungkapkan hal serupa. Yakobus menerangkan, hujan yang tidak menentu mengakibatkan debit air berkurang. Apalagi selama ini mereka mengandalkan mesin penyedot air.

"Air tanah mulai berkurang, bahkan ada petani yang enggan membuka sawah karena hujan kurang," katanya.

Dia menuturkan, sejak awal Februari 2024, intensitas hujan di wilayah itu mulai tidak menentu. Sesekali gerimis hingga hujan lebat, namun durasinya tidak lama.

Yakobus pun cemas jika hujan tak kunjung turun, kemungkinan besar para petani akan gagal panen.

Kepala Dinas Pertanian Sikka, Yohanes Emil Satriawan mengatakan, sejumlah petugas lapangan terus memantau kerusakan tanaman pertanian yang terdampak kekeringan.

Dia menyebutkan, berdasarkan laporan petugas, lebih kurang ada 24,5 hektare tanaman jagung di wilayah itu gagal panen akibat dampak kekeringan.

"Tanaman jagung yang gagal panen di dua kecamatan yakni Alok dan Koting. Sementara untuk tanaman padi kita akan lakukan pendataan," ujar dia.

https://regional.kompas.com/read/2024/03/04/154124878/hujan-tak-menentu-petani-padi-di-sikka-terancam-gagal-panen

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke