Salin Artikel

Cerita Pendukung Fanatik Depresi karena Suara Ganjar Anjlok di Hitung Cepat

Orang itu kemudian ditangani psikiater RSUD Sumbawa.

Hal itu diakui psikiater RSUD Sumbawa Komang Triyana Arya.

"Benar. Dia tidak bisa tidur dan ngomel-ngomel terus menerus karena hasil hitung cepat perolehan suara nomor urut tiga anjlok. Itu memperparah kondisi kesehatan jiwanya," kata Komang, dilansir Kompas.com, Jumat (16/2/2024).

Komang mengatakan, pasiennya itu adalah pendukung garis keras Ganjar Pranowo.

"Simpatisan ini garis keras, termasuk sangat fanatik. Ia datang ke sini sendiri dalam keadaan kelelahan," katanya.

Komang mengakui pasien tersebut memiliki riwayat gangguan jiwa dan pernah dirawat di RSUD Sumbawa.

"Dari hasil rekam medis, pasien simpatisan capres ini sebelumnya pernah dirawat di bagian perawatan jiwa karena mengalami gangguan kesehatan mental," ujarnya.

Menurutnya, simpatisan fanatik berisiko lebih besar mengalami respons stres atau depresi dibandingkan pemilih rasional.

Sebab, mereka yang sudah menjadi pendukung garis keras cenderung lebih muda terstimulasi emosinya.

Ia mengatakan, gejala gangguan jiwa ini bisa dimulai dari kecemasan, preokupasi terkait tema-tema pemilu.

Selanjutnya, penderita mengalami gangguan tidur dan gangguan pola makan. Kemudin merembet ke fisik seperti sakit kepala dan bagian tubuh lainnya.

"Kalau tiga hari tidak bisa tidur berarti ada gangguan jiwa yang dialami tetapi dia tidak sadari. Gangguan jiwa mulai dari ringan, sedang hingga berat,” ujar Komang (Penulis: Susi Gustiana | Editor: Aloysius Gonsaga AE)

https://regional.kompas.com/read/2024/02/19/080645178/cerita-pendukung-fanatik-depresi-karena-suara-ganjar-anjlok-di-hitung-cepat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke