Salin Artikel

Cerita Pilu Warga Demak, Gabah Simpanan Membusuk Terendam Banjir

Momen ini dimanfaatkan warga untuk mengambil gabah yang tersimpan di dalam rumah.

Pantauan Kompas.com, puluhan warga memanfaatkan pelampung buatan untuk membawa gabah dari rumah ke ruas jalur Pantura Demak - Kudus yang sudah mengering untuk menjemur gabah.

Gabah tersebut disimpan untuk dijual dan konsumsi. Namun, kondisi gabah mulai membusuk yang ditandai dengan bau mnyengat.

Warni (45) warga Desa Wonorejo, memiliki 4 karung gabah yang sengaja disimpan rumahnya.

Setelah panen, sebagian gabah sengaja disisihkan untuk cadangan rumah ataupun dijual ketika membutuhkan.

"Tinggal 4 sak, ini tergenang 5 hari," ujarnya di sela-sela menjemur padi di jalur pantura, Desa Wonorejo, Kecamatan Karanganyar, Kamis (15/2/2024).

Warni menerangkan, setelah kering nanti, rencanannya gabah akan digiling. Meski tidak bisa dijual, ia hanya berharap nanti bisa dikonsumsi meski butiran berasnya hancur.

"Kalau bisa ya dibuat makan, kalau tidak bagaimana lagi, hancur nanti di selep," keluh Warni.

Subadi mengatakan, hampir keseluruhan gabahnya sudah mulai membusuk. Ia pun hanya bisa berharap setelah kering dan digiling, berasnya untuk konsumsi.

"Sudah basi itu dilihat, ya nanti kalau bisa buat makan di makan, kalau sudah ya tidak bisa bagaimana caranya itu," katanya.

https://regional.kompas.com/read/2024/02/15/165141778/cerita-pilu-warga-demak-gabah-simpanan-membusuk-terendam-banjir

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke