Salin Artikel

Tantangan Distribusi Logistik Pemilu di Sumbawa, Dipikul di Jalan Berlumpur

SUMBAWA, KOMPAS.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), memulai tahapan distribusi logistik Pemilu 2024. Sejumlah medan terjal dilalui petugas supaya logistik pemilu sampai ke lokasi tujuan.

Cuaca berawan dan berkabut tak menyurutkan petugas saat menuju salah satu desa di Kecamatan Batulanteh, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Sabtu (10/2/2024).

Tim memulai perjalanan dari gudang logistik KPU Sumbawa menuju Kecamatan Batulanteh dengan penuh semangat.

“Di Kecamatan Batulanteh terdapat 44 TPS yang tersebar di enam desa, dengan total daftar pemilih tetap (DPT) 8.896 orang,” kata Ketua KPU Sumbawa M. Wildan, Minggu (11/2/2024).

Sejumlah desa di pegunungan Batulanteh merupakan daerah terpencil di Kabupaten Sumbawa. Dari total enam desa, terdapat tiga desa yang terisolasi, yakni Desa Tangkam Pulit, Desa Baturotok, dan Desa Baodesa.

“Targetnya pada daerah tersulit dan terisolasi ini diharapkan bisa terdistribusi dari KPU Sumbawa, paling cepat pada H-7 dan paling telat H-3 sebelum pencoblosan dilakukan pada 14 Februari 2024,” kata Wildan.

Baodesa bisa disebut sebagai desa di atas desa, karena lokasinya yang berada di atas pegunungan. Untuk mencapai desa itu, dibutuhkan waktu 4 jam dengan kondisi jalan tanah dan berbatu.

“Bila masuk musim hujan seperti saat ini praktis waktu tempuh menjadi lebih lama, bisa sampai 7 atau 8 jam perjalanan dari pusat kota,” ucap Wildan.

Tidak hanya itu, untuk mencapai desa itu, petugas menyeberangi sungai besar dengan lebar lebih dari 10 meter. Sampai saat ini belum ada jembatan permanen untuk menyeberangi sungai itu.

“Memang ada jembatan kayu yang dibuat oleh warga di sungai tersebut. Hanya saja jembatan tersebut sifatnya darurat. Bila ketinggian air sungai naik, hanya bisa dilalui orang dengan jalan kaki,” jelas Wildan.

Sebab, jika dibawa menggunakan sepeda motor, risiko terlalu besar. Logistik pemilu bisa terjatuh dan rusak.

Ketua Panitia Pemungutan Suara (PPS) Desa Baodesa, Supratmanto, mengatakan, pihaknya harus menyewa orang untuk memikul logistik pemilu menuju sekretariat PPS dengan upah Rp 300.000 per orang.

Di Desa Baodesa terdapat 5 TPS dengan jumlah pemilih sebanyak 900 orang. Dari 5 TPS terdapat satu TPS yang sulit dijangkau, yakni TPS di Dusun Batutala. Di TPS ini terdapat 132 orang pemilih.

“Distribusi harus naik gunung turun gunung, melewati lembah dan jalan berlumpur, baru sampai ke lokasi TPS,” kata Supratmanto, Minggu (11/2/2024).

Ketua PPS Baturotok, Rusliadi juga mengatakan hal yang sama. Logistik pemilu harus dibawa dengan berjalan kaki.

Di desa Baturotok terdapat 10 dusun dengan jumlah DPT 3.135 orang yang tersebar di 15 TPS.

https://regional.kompas.com/read/2024/02/12/115029378/tantangan-distribusi-logistik-pemilu-di-sumbawa-dipikul-di-jalan-berlumpur

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke