Salin Artikel

Potret Toleransi di Purworejo, Rayakan Imlek Tanpa Pandang Agama

PURWOREJO, KOMPAS.com - Kota Purworejo kembali menjadi saksi dari keindahan toleransi antar umat beragama.

Dalam perayaan Imlek tahun ini, warga Kampung Pandekluwih, Purworejo, menunjukkan solidaritas dan kebersamaan tanpa memandang perbedaan agama.

Imlek atau Tahun Baru Cina terasa meriah di sudut Kota Pahlawan ini. Warga, tanpa memandang agama, bergandengan tangan merayakan momen bersejarah bagi komunitas Tionghoa.

Drajat, tokoh masyarakat Kampung Pandekluwih mengatakan, perayaan Imlek yang digelar di kampungnya diikuti masyarakat dari berbagai latar belakang agama. Ia menegaskan, keberagaman adalah kekayaan yang harus dijaga bersama.

"Acara ini setiap tahun rutin kita laksanakan, sudah menjadi agenda tahunan dan dirayakan bersama warga tanpa pandang agama," kata Sudrajat, Sabtu (10/2/2024).

Suasana kemeriahan pun tercipta saat ratusan warga, mulai dari anak-anak, pemuda, hingga orang dewasa, berbaur untuk mengambil angpau yang tergantung di jalan masuk kampung. Meski harus berebut, seluruhnya mendapatkan bagian.

"Sudah kita siapkan sekitar 800 angpao, angpao diperoleh dari sumbangan para donatur," kata Sudrajat.

Perayaan Imlek ini adalah bukti konkret bahwa di Purworejo, mereka hidup dalam harmoni dan menghargai keberagaman.

“Kami mengajarkan pada generasi muda tentang pentingnya saling menghormati dan menghargai perbedaan," ujarnya.

Semangat toleransi yang kental terasa dalam acara rebutan angpao oleh anak-anak dari berbagai latar belakang agama.

Tidak hanya itu, rumah-rumah warga juga terbuka bagi para tetangga dan sahabat untuk merayakan bersama, menciptakan ikatan sosial yang kuat di antara warga kampung Pandekluwih.

Dengan semangat kebersamaan perayaan Imlek di Purworejo bukan hanya menjadi perayaan bagi komunitas Tionghoa, tetapi momen seluruh warga merayakan keberagaman.

Kampung Pandekluwih dikenal sebagai kampung keturunan Tionghoa terbesar di Kabupaten Purworejo.

Namun Pandekluwih tidak hanya dihuni keturunan Tionghoa, bermacam etnis suku dan agama tinggal bersama sejak puluhan tahun silam.

“Harapannya semangat persatuan dan kesatuan semakin erat di kalangan masyarakat dan menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila serta Bhinneka Tunggal Ika,” ungkapnya.

Sementara itu, Obit, salah satu anak di Kampung Pandekluwih ini mengungkapkan, ia dan puluhan anak-anak lainnya senang mengikuti kegiatan berebut angpao ini.

"Senang, dapat Rp 15.000 tadi. Akan saya buat untuk top up FF (salah satu game online)," kata Obit.

https://regional.kompas.com/read/2024/02/10/182457278/potret-toleransi-di-purworejo-rayakan-imlek-tanpa-pandang-agama

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke