Salin Artikel

Cerita Korban Salah Tangkap di Bogor, Disergap saat Isi Bensin dan Ditodong Pistol

Subur menceritakan, ia dan istrinya sedang pergi berjualan keripik menggunakan mobilnya. 

Ia mengisi bensin di sebuah pom bensin atau SPBU pinggir jalan Pasir Angin, Cileungsi. 

Ketika itu, tiba-tiba saja polisi turun dari mobil dan datang menyergap sambil berteriak.

Dia dipaksa keluar dari mobilnya dan dibawa oleh sejumlah pria yang mengaku polisi.

"Jadi mereka ada 15 orang, pakai 5 mobil. Iya jadi langsung ngepung. Yang buka pintu mereka, dibuka paksa, ditarik, saya kemudian dimasukin ke mobil Avanza, terus tangan saya diikat pakai tali rapia," kata Subur kepada wartawan, Jumat (9/2/2024).

Di dalam mobil itu, ia ditodong pistol dan dipaksa mengaku terlibat sindikat pencurian dan kekerasan alias perampokan.

"Saya di dalam mobil sempat ditodong, saya dituduh sindikat perampokan. Saya sindikat, tersangka. Kalau dia bilang sih (terlibat) perampokan mesin ATM gitu," ungkapnya.

Tak hanya itu, sambung dia, polisi tersebut juga mengambil KTP dan handphone miliknya. Ia seolah-olah menjadi buronan.

Subur mengaku sempat berontak dan memberi perlawanan karena diikat dan dituduh perampok. 

Subur bahkan teriak ke warga sekitar di SPBU itu, namun para oknum polisi tidak menggubris dan tetap memaksa masuk ke mobil.

"KTP sudah diambil, Hp sudah diambil, seharusnya paham gitu, di SPBU itu saya ditanya-tanya dan ngotot. Terus dia tutup pintu mobil, terus saya ditodong," katanya.

Setelah diamankan di dalam mobil, oknum polisi memastikan bahwa pasutri tersebut tidak terkait dengan pelaku yang diincar. 

Pasutri ini akhirnya dibebaskan lalu ditinggal begitu saja di SPBU tersebut. 

Subur dan Titin tidak terbukti terlibat tindak pidana perampokan yang dituduhkan itu.

"Setelah itu saya ditinggal, ditinggal begitu saja. Alasannya, saya memang bukan buruan dia, katanya, ya lambat lah kalau begitu mah. Bukan dari awal saya dilepaskan," ujarnya.

Usai penyergapan itu, para oknum polisi pergi begitu saja tanpa pamit dan menyampaikan permintaan maaf.

Polisi rupanya melakukan penangkapan itu lantaran mobil yang digunakan berpelat nomor luar Bogor. 

Sebelumnya, video penyergapan atau penangkapan terhadap pasutri itu viral di media sosial. 

Dalam video tersebut, terlihat pasutri yang sedang mengendarai mobil sedang mengisi bensin, tiba-tiba diberhentikan sekelompok orang dan diminta keluar dari kendaraannya.

Kapolres Bogor AKBP Rio Wahyu Anggoro membenarkan adanya kejadian dalam video viral penangkapan pasutri tersebut. Penangkapan tersebut diduga dilakukan oleh anggotanya.

Namun, kini masih sedang dilakukan pemeriksaan dan penyelidikan terhadap anggota-anggotanya.

"Betul, itu (kejadian video viral salah tangkap) betul. Cuman sekarang sedang dilakukan pemeriksaan kepada siapa anggota yang berbuat dan siapa berperan apa," ucap Rio saat dihubungi Jumat (9/2/2024) malam pukul 23.25 WIB.

Mantan Kasat Intel Polres Metro Jakarta Barat ini pun menegaskan sudah melakukan pemeriksaan dan penyelidikan atas kejadian di video CCTV tersebut.

Ia akan melakukan tindakan tegas bila anggotanya terbukti membuat kesalahan penangkapan yang tidak sesuai standard operating procedure (SOP).

"Nanti apabila sudah terbukti saya akan melakukan tindakan tegas. Dan ini lagi diperiksa semua anggota yang berkegiatan (pada saat penangkapan)," terang Rio.

"(Itu dari anggota unit mana?) anggota reskrim pastinya itu. Tapi ini lagi kita periksa satu per satu, siapa yang melakukan pelanggaran prosedur tersebut," sambungnya.

https://regional.kompas.com/read/2024/02/10/102544578/cerita-korban-salah-tangkap-di-bogor-disergap-saat-isi-bensin-dan-ditodong

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke