Salin Artikel

Kasus Babi Mati akibat ASF di Sikka Bertambah

Dinas Pertanian setempat mencatat, hingga Kamis (8/2/2024) ternak babi yang mati akibat ASF sebanyak 77 ekor.

"Jumlah ternak babi yang mati akibat ASF sebanyak 77 ekor. Ada penambahan 3 ekor babi dari sebelumnya 74 ekor babi," ujar Kepala Dinas Pertanian Sikka, Yohanes Emil Satriawan saat dihubungi, Jumat (9/2/2024).

Emil menerangkan, penambahan jumlah ini setelah menerima laporan kematian babi secara mendadak dari tiga desa yaitu Baokremot, Nita dan Koting C.

Dia meminta agar bila ada ternak babi yang sakit segera dilaporkan kepada petugas di tingkat desa, kelurahan, kecamatan dan kabupaten.

Apabila ada babi yang mati secara mendadak segera dikubur dengan kedalaman 1,5 meter. Dagingnya tidak boleh dikonsumsi atau dibagi-bagi kepada orang lain.

"Sampai saat ini belum ada vaksin untuk ASF. Kami selalu mengimbau para peternak dan masyarakat harus tingkatkan bio security untuk mencegah ASF," ujar dia.

Sebelumnya, Penjabat Bupati Sikka Adrianus Firminus Parera menjelaskan, berdasarkan hasil investigasi beberapa kejadian kematian ternak babi ini dipicu peredaran daging dari ternak babi yang sakit.

Oleh sebab itu, dia meminta kerja sama seluruh komponen untuk melakukan upaya pengendalian penyebaran ASF.

Adrianus melarang ternak maupun olahan daging babi masuk maupun ke luar dari wilayah Kabupaten Sikka.

"Setiap orang atau peternak dilarang memasukkan dan atau mengeluarkan ternak babi, daging babi, serta semua produk olahan daging babi ke dan dari wilayah Kabupaten Sikka," ujar dia.

Dia mengimbau agar tidak memberi pakan yang mengandung bahan dari babi, seperti darah babi, tulang, limbah cucian daging babi dan lain sebagainya.

Pakan yang mengandung limbah dapur harus dimasak terlebih dahulu sampai mendidih sebelum diberikan kepada ternak babi.

Kemudian, isolasi atau pisahkan babi yang baru masuk selama paling sedikit 30 hari sebelum digabung dengan babi yang lama.

https://regional.kompas.com/read/2024/02/09/105009678/kasus-babi-mati-akibat-asf-di-sikka-bertambah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke