Salin Artikel

Saat Siswa SD Penasaran Jadi KPPS dan Mendaftar Panitia Pemilu di Sekolah

UNGARAN, KOMPAS.com - Masa pemilu tak hanya menarik untuk orang dewasa saja, tetapi juga anak-anak di SDIT Nurul Islam Tengaran, Kabupaten Semarang.

Untuk memilih ketua Tim Penegak Disiplin Sekolah (TPDS) dan Tim Dokter Kecil Sekolah (TDKS), sekolah membuat konsep layaknya pemilu Capres, DPR, dan DPRD.

Salah satu siswa yang berpartisipasi adalah Fadila Husain, siswa kelas VI. 

Fadila mengaku dirinya penasaran dengan pelantikan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang ramai di media sosial.

"Penasaran, karena banyak yang ngomongin soal KPPS, akhirnya saat di sekolah ada pemilu, mendaftar jadi KPPS," ujarnya, Senin (5/2/2024).

"Saya di bagian jaga tinta, jadi setelah ada yang mencoblos, harus mencelupkan jarinya ke tinta, tanda sudah mencoblos," sambung dia.

Saat berpartisipasi menjadi KPPS di sekolah ini, Fadila mengaku cukup kelelahan.

"Lumayan capek juga, tapi tidak masalah. Paling penting bisa ikut belajar demokrasi, proses pemilu. Tapi sepertinya kalau jadi KPPS sungguhan saya tidak mau," ujarnya sembari tertawa.

Sementara Hilmy Naufal Kanz, juga senang menjadi penyelenggara pemilu di sekolahnya.

"Setidaknya menjadi tahu alur pemilu. Apalagi teman-teman yang maju menjadi kandidat juga kampanye dan menyampaikan programnya," terang siswa kelas VI tersebut.

Kepala Sekolah SDIT Nurul Islam Tengaran Siti Rofiah mengatakan, seluruh siswa antusias dengan pemilu ini.

"Kita bikin konsep menyerupai yang sebenarnya, mulai dari penjaringan calon, bentuk tim pemenangan, kampanye dengan memasang MMT, presentasi, hingga pencoblosan," jelasnya.

"Tata letak di tempat pemungutan suara juga sama, mulai dari pendaftaran, mengambil kertas suara, mencoblos, memasukkan ke kotak suara, hingga mencelupkan jari di tinta," kata Siti.

Dijelaskan, ada 303 siswa yang terlibat dalam pemilu ini. Bahkan guru dan karyawan juga memiliki hak suara, sehingga total ada 367 suara dalam pemilu di SDIT Nurul Islam.

Siti mengungkapkan, pemilu ini diselenggarakan dengan konsep langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.

"Tidak ada paksaan atau tekanan, semua memilih bebas sesuai visi misi yang telah disampaikan," ujarnya.

https://regional.kompas.com/read/2024/02/05/104806178/saat-siswa-sd-penasaran-jadi-kpps-dan-mendaftar-panitia-pemilu-di-sekolah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke