Salin Artikel

Warga Desa di Lombok Tengah Protes ke Polda NTB Buntut Belum Tertangkapnya Pelaku Penusukan

Puluhan warga yang tergabung dalam Aliansi Warga Desa Segala Anyar menuntut keadilan  buntut penusukan yang menewaskan korban bernama Alus saat bentrokan dengan warga Desa Ketara, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, NTB pada awal Desember 2023 lalu.

Amak alus sempat mendapatkan perawatan medis di Rumah Sakit Umum Provinsi NTB, namun nyawanya tidak bisa tertolong dan dinyatakan meninggal dunia, Selasa (19/12/2023).

Aksi solidaritas di Mapolda NTB telah berlangsung dia kali yakni pertama pada Kamis (17/1/2024) lalu.

Perwakilan keluarga korban, Edi Wiranata mengatakan, aksi yang solidaritas yang dilakukan bertujuan mendesak pihak Polda NTB menangkap pelaku penusukan.

"Kami tegaskan warga kami atas nama Alus tidak tahu apa-apa, sedang bertani di sawah mencari nafkah untuk keluarganya," kata Edi Wiranata, Rabu (31/1/2024).

Edi menilai polisi gagal menetapkan satu pun tersangka setelah 55 hari penusukan yang menyebabkan korban tewas. Korban bahkan sudah menjalani dua kali operasi di RSUP NTB.

"Lantas apa yang menjadi kesulitan polisi untuk menangkap pelaku? Kenapa polisi menjadi takut dan pengecut? Kami sudah lumrah menonton di televisi, bapak-bapak polisi kerap mampu mengungkap pelaku pembunuhan, bahkan setelah korbannya telah menjadi tulang belulang," tegas Edi.

"Kami menuntut tiga poin. Pertama, tangkap, adili, dan hukum pelaku penusukan terhadap Alus. Jangan hanya dengan janji-janji yang terus diperbaharui setiap hari, segera beri kami bukti," kata Sahabudin.

Selain itu, warga meminta Kapolda NTB memberikan evaluasi Kapolres Lombok Tengah AKBP Iwan Hidayat karena dinilai tidak mampu menyelesaikan kasus penusukan yang menyebabkan korban meninggal dunia.

"Poin ketiga jika polisi tidak mampu menyelesaikan kasus ini, silahkan lempar bendera putih, agar masyarakat segera mencari keadilan dengan caranya sendiri," pungkas Sahabudin.

Penjelasan polisi

Kapolres Lombok Tengah AKBP Iwan Hidayat membantah lambatnya penanganan kasus penusukan Alus di Lombok Tengah. Dia mengatakan polisi telah memberikan pengertian kepada keluarga korban terkait progres penanganan kasus penusukan yang menewaskan korban.

"Iya keluarga (korban) sebetulnya sudah paham. Kita butuh waktu agak lama untuk mengungkap itu, tapi sudah dekat ini," kata Iwan melalui sambungan telepon.

Aksi yang dilakukan pihak keluarga korban ke Polda NTB secara terus-menerus kata Iwan dinilai malah menjadi penghambat kerja penyidik. "Ini menghambat kerja penyidik sebetulnya," cetus Iwan.

Iwan pun menjelaskan penyebab belum terungkapnya pelaku penusukan korban Alus. Pertama lanjut Iwan penyidik kesulitan mencari saksi baik dari pihak Segala Anyar dan Ketare.

"Ketiadaan saksi jadinya kita harus kerja ekstra mengungkap itu. Karena sebetulnya keluarganya sudah paham terkait itu. Sudah kasih penjelasan," ungkap Iwan.

Selain itu, lanjut Iwan, dalam mengungkap kasus tersebut pihak penyidik harus mendapatkan minimal dua alat bukti.

"Kita polisi butuh alat bukti untuk mengungkap masalah itu. Doain lah kita dalam waktu dekat kita bisa ungkap ini," jelas Iwan.

Senada dengan Kapolres, Kasatreskrim Polres Lombok Tengah AKP Hizkia Siagian meminta agar masyarakat bersabar menunggu proses hukum dari kepolisian.

"Kemarin kami sudah jelaskan terkait perkembangan kasusnya, yang saat ini telah naik penyidikan," kata Hizkia.

Hizkia mengatakan, pihaknya mengalami kesulitan untuk melakukan penetapan tersangka mengingat barang bukti dan keterangan saksi yang belum kuat.

"Kami sudah memeriksa 5 saksi termasuk istri korban, dan juga korban yang saat itu masih hidup. Korban sendiri tidak mengingat rupa yang melakukan penganiayaan terhadap dirinya," kata Hizkia.

Hizkia menegaskan pihaknya akan tetap menegakkan hukum jika nanti ditemukan bukti yang kuat yang menetapkan tersangka.

"Sekali lagi kami memohon ke pada masyarakat agar tetap bersabar. Kita tetap objektif dalam penegakkan hukum, tidak akan pandang bulu," tegas Hizkia. 

https://regional.kompas.com/read/2024/02/01/095021078/warga-desa-di-lombok-tengah-protes-ke-polda-ntb-buntut-belum-tertangkapnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke