Salin Artikel

Cerita Pawang "Menyelamatkan" Kampanye PDIP di Lampung dari Hujan

Sosok pawang hujan bernama Mulyadi dan rekannya sesama pawang dipercaya menangani hujan di Lapangan Sawah Brebes, Bandar Lampung, Minggu (28/1/2024) pagi.

Sebelum acara dimulai, ribuan simpatisan PDIP dari berbagai daerah telah berkumpul di lapangan sambil menunggu Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto dan Once Mekel.

Awan mendung terlihat mulai menghitam. Rintik air hujan pun mulai mengguyur hingga akhirnya menjadi deras.

Massa kampanye berlarian mencari tempat berlindung di sekitar lapangan. Sebagian merapat ke sisi panggung, sekadar agar tidak basah.

Soundman di atas panggung pun sibuk menutupi speaker di sisi kanan dan kiri agar tidak terguyur air hujan.

Di tengah hujan yang mulai deras, Mulyadi (65) tampak berkeliling ke tiap sudut lapangan. Dia mengenakan rompi berwarna krem kecoklatan, kain kamen.

Tangan kanannya menenteng tiga batang dupa yang telah terbakar dan mengeluarkan aroma gaharu di sekitar tempatnya berdiri.

Tangan kirinya memegang satu kotak dupa dibungkus plastik agar terlindungi dari guyuran hujan.

"Ini bakar dupa untuk nyangonin dia orang. (Zaman) dahulu pakai kemenyan, sekarang pakai ini," kata Mulyadi di sela aktivitasnya.

Diksi "dia orang" yang dimaksud Mulyadi merujuk pada keberadaan alam gaib sebagaimana kepercayaan turun temurun masyarakat Indonesia.

Mulyadi kembali berjalan ke sudut lain di lapangan. Mulutnya berkomat-kamit membacakan mantera kepercayaannya.

Tak lama Mulyadi melakukan ritualnya, percaya tidak percaya, matahari langsung muncul dan bersinar terang. Rintik hujan tiba-tiba lenyap dan cuaca menjadi cerah.

Ramai order saat kampanye

Mulyadi mengakui dia dan beberapa pawang hujan kebajiran order selama masa kampanye, khususnya jika kampanye dilakukan di area terbuka.

"Iya lumayan, sudah dihubungi beberapa panitia (kampanye)," kata Mulyadi.

Pada Minggu (28/1/2024) saja, Mulyadi mendapatkan dua order. Satu order pada pagi hari saat kampanye PDIP di Lapangan Sawah Brebes dan satu order untuk sore dan besok pagi.

"Sore ini mau ke Kecamatan Panjang, persiapan kampanye parpol (partai politik) buat besok Senin," kata Mulyadi yang tergabung dalam paguyuban Terang Payung Manggolo Purno Bandar Lampung tersebut.

Mulyadi tidak menyebut harga jasa pawang hujan untuk kepentingan kampanye parpol. Dia hanya menyebut harga yang biasa diterimanya saat "mengamankan" hajatan biasa.

"(Tarif) relatif, kalau hajatan biasanya dapat Rp 2 juta, itu sudah termasuk alat," kata dia.

https://regional.kompas.com/read/2024/01/28/194508878/cerita-pawang-menyelamatkan-kampanye-pdip-di-lampung-dari-hujan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke