Salin Artikel

Cerita Suku Akit Sempat Takut Melihat Polisi Saat Sosialisasi Pemilu

PEKANBARU, KOMPAS.com - Gemuruh suara mesin sepeda motor memecah keheningan saat melewati jalan setapak tanah di hutan Desa Hutan Panjang, Kecamatan Rupat, Kabupaten Bengkalis, Riau, Kamis (25/1/2024).

Jalan setapak selebar 1,5 meter itu salah satu akses menuju sebuah dusun yang dihuni warga pedalaman Suku Akit .

Jam menunjukkan pukul 10.00 WIB. Terik matahari terasa cukup panas.

Kapolsek Rupat, AKP Siswoyo bersama sejumlah anggotanya melakukan sosialisasi dan edukasi pemilu ke warga Suku Akit yang ada di pulau terluar Indonesia itu.

Akses ke kampung warga Suku Akit ini hanya bisa menggunakan sepeda motor. Rombongan polisi berangkat menggunakan sepeda motor dinasnya.

Setelah menempuh perjalanan darat sekitar 2 jam, sampailah petugas di permukiman warga Suku Akit.

Polisi datang tidak dengan tangan kosong. Mereka turut membawa sejumlah paket sembako untuk diberikan kepada warga pedalaman itu.

Memasuki perkampungan, terlihat bangunan rumah warga Suku Akit masih jauh dari kemajuan.

Hanya sedikit rumah yang masih atap seng. Sebagian besar menggunakan atap daun yang mereka cari di hutan.

Rumah mereka rata-rata berdindingkan papan. Tempat tinggal mereka juga berjarak jauh dari satu rumah ke rumah lainnya.

Pekarangan rumah warga Suku Akit, dihiasi batang sawit dan karet. Kampung mereka benar-benar masih alami.

Melihat kedatangan polisi berseragam cokelat, beberapa warga Suku Akit yang semula duduk di depan rumahnya, masuk ke dalam.

Petugas kemudian mendatangi satu persatu rumah warga Suku Akit. Polisi menjelaskan maksud kedatangannya adalah untuk sosialisasi pemilu.

Sebab, tidak lama lagi akan berlangsung pesta demokrasi pada 14 Februari 2024.

Salah seorang warga Suku Akit, Ai (58) yang ditemui petugas, mengaku sempat kaget dan takut.

"Terus terang seumur hidup saya lahir dan tinggal di desa ini, baru kali ini saya bertemu bapak (Kapolsek Rupat). Tadinya saya sempat takut ada apa pak polisi datang ke sini. Rupanya sosialisasi pemilu," ujar Ai dengan logat melayu saat diwawancarai Kompas.com, Kamis.

Wanita ini mengaku, sudah masuk dalam daftar pemilih tetap (DPT) dan akan ikut mencoblos.

"Terima kasih, Pak, sudah mau datang ke desa kami sosialisasi pemilu. Kami akan ikut mencoblos. Sudah masuk DPT juga kami," sebut Ai.

Ai merasa bersyukur diberikan bantuan sembako oleh petugas. Baginya, bantuan tersebut sangat membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Ia hanya bisa mendapatkan uang dari kebun karet. 

"Saya kerja menderes karet. Sekarang lagi susah menderes, karena hampir tiap hari hujan. Sangat berpengaruh terhadap penghasilan. Kalau tak menderes karet saya tak dapat uang," cerita Ai.

Sementara itu, Kapolsek Rupat AKP Siswoyo menjelaskan, pemilu yang semakin dekat membuat pihaknya rutin sosialisasi ke masyarakat, terutama ke warga di pelosok.

"Ya, hari ini kami kembali mendatangi warga Suku Akit untuk sosialisasi pemilu damai. Kami mengajak mereka untuk ikut mencoblos pada 14 Februari 2024," ujar Siswoyo ketika diwawancarai Kompas.com, Kamis.

Sama seperti sebelumnya, sosialisasi pemilu dilakukan dengan cara door to door. Petugas mendatangi satu persatu rumah warga Suku Akit dan menyampaikan pesan-pesan Pemilu.

Siswoyo menyatakan siap mengawal pemilu di daerah pedalaman.

"Namun, kami mengimbau kepada masyarakat agar selalu menjaga situasi keamanan dan ketertiban. Kita ingin Pemilu dapat berjalan aman dan kondusif. Selain itu, kami siap melakukan pengamanan dan pengawalan pesta demokrasi ini," pungkas Siswoyo.

https://regional.kompas.com/read/2024/01/25/170905278/cerita-suku-akit-sempat-takut-melihat-polisi-saat-sosialisasi-pemilu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke