Salin Artikel

Cerita Mahasiswa Semarang Pindah TPS di Hari Terakhir, Buru-buru Urus di Malam Hari

SEMARANG, KOMPAS.com - Sejumlah mahasiswa tampak antusias menyerbu kantor kecamatan di Kota Semarang. Pasalnya, pada hari Senin, (15/1/2024) adalah waktu terakhir untuk mengurus pindah tempat pemungutan suara (TPS) Pemilu 2024.

Tak heran, banyak mahasiswa hingga pekerja rantau berbondong-bondong mendatangi Panitia Pemilu Kecamatan (PPK). Salah satunya, Mutia Yasmin.

Mahasiswa asal Surakarta itu menyebut, regulasi pindah TPS tahun 2024 ini cukup memudahkan bagi perantau sepertinya.

Dia hanya membawa Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan surat keterangan sedang menempuh belajar atau bekerja di luar daerah asal untuk mengurus pindah TPS.

"Ternyata pindah memilih ini gampang, tidak sesusah itu. Karena kemarin kurang sosialisasi, jadi saya mikirnya kemarin harus ngurus ke TPS asal. Padahal cuma harus datang ke kecamatan," ucap Yasmin kepada Kompas.com, Senin (15/1/2024).

Yasmin mengatakan, dirinya hanya menghabiskan waktu puluhan menit di Kantor Kecamatan Semarang Selatan untuk mengurus pindah memilih.

Tidak hanya itu, menurut Yasmin, petugas PPK Semarang Selatan juga cukup telaten untuk membantu urusan pindah memilih.

"Tadi sempat gugup, soalnya pas giliran saya webnya error. Kirain bakal gimana-gimana, ternyata masih bisa. Ya kurang lebih 30 menit, cuma antre 1 aja tadi," tutur dia.

Sementara itu, perantau asal Jambi Fauziah mengaku, baru sempat mengurus pindah memilih pada hari terakhir di malam hari.

Dirinya menyebut, waktu yang disediakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) sangatlah singkat. Sehingga, dirinya harus terburu-buru mengurus di hari terakhir.

"Mepet banget waktunya, tiba-tiba hari ini udah terakhir," ucap dia.

Meski demikian, dirinya tetap antusias menghadiri Pemilu 14 Februari 2024 mendatang lantaran sudah mendapat formulir A5 Pindah Memilih di TPS dekat kos tempat tinggalnya.

"Kirain udah tidak bisa, soalnya udah malam. Ternyata di kecamatan masih bisa melayani. Akhirnya bisa ikut nyoblos," ucap dia.

Di samping itu, salah satu petugas PPK Ngaliyan Semarang, Wicak mengatakan, masyarakat di kawasan Ngaliyan dan sekitarnya sangat antusias dalam mengurus pindah pemilih pada Pemilu 2024.

Dirinya mengatakan, sejak pagi pukul 07.00 WIB hingga malam, Kantor Kecamatan Ngaliyan dipenuhi oleh perantau dari berbagai daerah. Bahkan, menurut data yang didapat, sudah ada sekitar 400 orang yang mengurus pindah TPS

"Kalau yang pindah keluar ada 200 sampai 300. Mayoritas yang datang mahasiswa UIN Walisongo, Unnes PGSD, ya pekerja juga ada," ucap Wicak.

Wicak mengatakan, pada hari terakhir pindah memilih ini, PPK Ngaliyan masih melayani hingga pukul 23.59 WIB. Sehingga, bagi masyarakat rantau di Semarang yang ingin mendapat hak pilihnya masih dapat datang ke kantor kecamatan terdekat.

"Namun mungkin karena keterbatasan pelayanan, kita tidak bisa melayani online. Soalnya untuk mengurusi yang offline saja sudah melebihi kemampuan petugasnya," ucap Wicak.

Di samping itu, Ketua KPU Kota Semarang,Henry Casandra Gultom mengungkapkan, banyaknya perguruan tinggi di Kota Lumpia menjadi salah satu faktor penyumbang Daftar Pemilih Tambahan (DPTb).

Sejumlah daerah tersebut diantaranya, Kecamatan Tembalang, Kecamatan Gunungpati, Kecamatan Semarang Selatan, Kecamatan Gajahmungkur, Kecamatan Semarang Timur, hingga Kecamatan Pedurungan.

"Tinggi karena bukan hanya perantau, tapi mungkin mereka memang kebetulan ditugaskan dinas di Kota Semarang atau kuliah yang mau tidak mau pada hari H tidak memungkinkan kembali ke wilayah asal," ungkap Henry.

Adanya pelonggaran waktu hingga pukul 23.59 WIB, Henry berharap, para perantau atau mahasiswa di Kota Semarang dapat menggunakan hak pilihnya sebaik mungkin pada Pemilu 14 Februari mendatang.

"Harapan kita adalah kita bisa sama-sama menggunakan hak pilih dimanapun kita berada. Sehingga kita bisa menjadi bagian dari masyarakat yang peduli terhadap mekanisme demokrasi yang ada di Indonesia," pungkas dia.

https://regional.kompas.com/read/2024/01/15/230104978/cerita-mahasiswa-semarang-pindah-tps-di-hari-terakhir-buru-buru-urus-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke