Salin Artikel

Update Kasus Temuan Ratusan Anjing di Semarang dan Potensi Penyakit Rabies...

SEMARANG, KOMPAS.com - Sebanyak 214 anjing korban penyiksaan yang dirawat di Kota Semarang telah dipastikan tidak terkena rabies.

Kendati demikian, Ketua Animals Hope Indonesia, Christian Joshua Pale akan terus memantau perkembangan kesehatan para anjing tersebut.

"Pengamatan kami dari tanggal 6 sampai tanggal 11 ini tidak ada yang menunjukkan gejala rabies, tetapi kita harus waspada, karena itu ada masa jeda inkubasi, itu yang harus kita siapkan pengamanan," tutur Christian saat ditemui di shelter anjing di jalan Kompol Maksum, Kota Semarang, Jumat (12/1/2024).

Sementara pemeriksaan medis sudah dilakukan sejak Sabtu (6/1/2024).

Para anjing yang mengalami luka jeratan di leher maupun di tubuhnya juga telah mendapat mengobatan.

Dalam hal ini pihaknya bekerja sama dengan Dinas Pertanian dan Hewan Kota Semarang, PDHI, dan beberapa dokter hewan di Kota Semarang.

"Saat ini (yang sakit) ada tersebar di beberapa klinik, di ruang satwa ada 3 ekor, di Griya Satwa Lestari (GSL) semalam kami bawa 2, tadi 1 yang matanya rusak dan lehernya luka, total di GSL ada 5, di (klinik) Cristal dan di Emerald juga ada yang hamil," bebernya.

Pihaknya mengecam aksi sindikat penjagalan anjing yang terus menyuplai daging anjing untuk dikonsumsi manusia. Padahal anjing bukan pangan yang baik dan mengonsumsinya berisiko pada penyebaran penyakit seperti rabies.

"Ada beberapa kasus juga, ketika yang ditimbulkan ketika penikmat daging anjing makan, waktu di Flores dia langsung rabies. Ini yang perlu ditekankan," ungkapnya.

Dia berharap pemerintah menangani persoalan ini dengan serius dan mengeluarkan Undang-Undang tentang larangan konsumsi daging anjing.

Kemudian untuk mencegah penyebaran rabies, pihaknya mendorong transparansi transportasi pemindahan hewan antar satu kota dengan kota lainya.

"Pemerintah mengeluarkan UU nih bahwa hewan, apa pun itu, yang berpindah harus dilengkapi dengan surat keterangan sehat dan bukti bukti," katanya.

Namun sebagai bukti anjing itu dalam keadaan sehat perlu ada buku vaksin. Sehingga setidaknya hewan memiliki kekebalan untuk menangkal virus.

"Ini kan jelas tidak ada, hanya dikasih surat keterangan jalan tapi tidak meminta pelaku menunjukkan bukti vaksin. Ini rancu dan kurang tepat. Bagaimana itu bisa lolos, bahkan mereka berani melewati jalan tol," tandasnya.

Sebelumnya diberitakan, sebanyak 226 anjing terciduk dibawa truk di gerbang tol Kalikangkung untuk diperjualbelikan. Sebanyak 12 di antaranya mati di perjalanan karena dehidrasi dan sakit.

https://regional.kompas.com/read/2024/01/12/155114078/update-kasus-temuan-ratusan-anjing-di-semarang-dan-potensi-penyakit-rabies

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke