Salin Artikel

Dilema Mahasiswa Rantau Jelang Pemilu, Ingin "Nyoblos" tapi Takut Ribet Urus Pindah TPS

Mereka akan tercatat sebagai Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang umumnya ditetapkan berdasarkan alamat di Kartu Tanda Penduduk (KTP).

Namun, lantaran terdapat sejumlah alasan tertentu, tidak semua pemilih dapat memberikan suaranya di Tempat Pemungutan Suara (TPS). Salah satunya, mahasiswa rantau yang sedang menimba ilmu di kota orang.

Dalam hal ini, Komisi Pemilihan Umum (KPU) memfasilitasi pemilih yang ingin pindah TPS karena faktor domisili.

Sayangnya, tidak semua mahasiswa rantau mengetahui adanya Hak Pindah Memilih pada pesta demokrasi 14 Februari 2024 mendatang.

Hal tersebut disampaikan oleh mahasiswa di salah satu universitas negeri di Kota Semarang, Laila Anis.

Mahasiswa rantau asal Tegal itu menyebut, tidak mengetahui adanya hak pindah memilih pada Pemilu 2024.

"Sebenernya mau milih di Semarang aja, tapi belum tahu sistem dan regulasinya gimana," ucap Laila kepada Kompas.com, Rabu (10/1/2024).

"Sebetulnya pengennya tetep nyoblos, tapi kalau regulasinya ribet jadi males, ngurusinnya" ucap dia.

Selain Laila, mahasiswa UIN Walisongo Semarang semester 7, Bagus Satria, juga merasakan hal serupa.

Bagus mengatakan, dirinya tidak bisa berpartisipasi pada Pilpres 2024 lantaran tidak sempat pulang mengurus kepindahan.

"Pengennya sih tidak pulang, soalnya perjalanan ke Lamongan jauh. Terus masih magang kuliah, paling libur satu hari aja. Jadi waktunya tidak cukup," ucap Bagus.

Dia menilai regulasi pindah memilih yang ditetapkan oleh KPU menyulitkan mahasiswa rantau. Sehingga, dirinya tidak terlalu keberatan jika hak suaranya hangus begitu saja.

"Kalau ngurus persyaratannya ribet ya golput saja, tidak peduli. Yang penting tidak ada yang mengatas namakan saya, terus milih salah satu paslon," ungkap dia.

Hal senada juga disampaikan oleh Sheila Salsabila. Perantau asal Kulon Progo itu mengaku, sangat keberatan dengan adanya regulasi pindah pemilih yang ditetapkan oleh KPU.

Pasalnya, dirinya tidak memiliki waktu libur yang panjang untuk mengurusi pindah pemilih. Dengan demikian, kemungkinan Sheila akan merelakan hak suaranya pada Pilpres 2024 ini.

"Regulasi ini cenderung sulit, jadi males ngurusnya. Tahun 2019 saya masih di rumah dan nyoblos. Jadi sedih rasanya di kesempatan kedua ini merantau karena pekerjaan, jadi tidak bisa milih. Sedih sih, apalagi saya sering nonton debat," pungkas Sheila.

https://regional.kompas.com/read/2024/01/11/092916378/dilema-mahasiswa-rantau-jelang-pemilu-ingin-nyoblos-tapi-takut-ribet-urus

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke