Salin Artikel

Pengungsi Lewotobi Kekurangan Obat-obatan, DBD Mulai Mengancam

Posko Penanganan Erupsi Lewotobi Laki-laki di Desa Hewa, mencatat, selama sepekan terakhir dari 551 pengungsi, ada 274 orang yang mengeluh sakit akibat terpapar abu vulkanik.

Mereka mengalami infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan alergi kulit akibat belerang.

"Ada juga yang terpapar penyakit malaria, karena di sini kasus DBD cukup tinggi, tahun 2023 itu ada 50 an kasus DBD," ujar Koordinator Posko Desa Hewa Klaudius Kei saat ditemui Kompas.com, Senin (8/1/2024).

Klaudius mengatakan, semua keluhan yang dialami pengungsi sudah ditangani para petugas kesehatan.

Hanya saja, lanjutnya, saat ini posko Desa Hewa kekurangan obat-obatan untuk pengungsi. Terlebih untuk penanganan penyakit malaria.

"Sudah satu minggu ini stok obat nyamuk kosong. Pengungsi di sini juga butuh kelambu, harapannya ada bantuan kelambu," bebernya.

Klaudius menambahkan, sejak 2 Januari 2024, semburan abu vulkanik erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki ke wilayah itu terus berkurang.

Sementara itu Pos Pemantau Erupsi Lewotobi melaporkan per Minggu (7/1/2024) jumlah pengungsi mencapai 4.681 jiwa.

Para pengungsi tersebar di sejumlah posko dan rumah warga.

https://regional.kompas.com/read/2024/01/08/133819678/pengungsi-lewotobi-kekurangan-obat-obatan-dbd-mulai-mengancam

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke